Feeds:
Pos
Komentar

Archive for Juni, 2010

Mencari Mardlatillah

Ditulis oleh Ustadz Ma’luful Anam, Lc
Jarang orang merumuskan tujuan hidupnya. Merumuskan apa yang dicari dalam hidupnya, apakah hidup­nya untuk makan atau makan untuk hidup. Banyak orang sekedar menjalani hidupnya, mengikuti arus kehidupan, terkadang berani melawan arus, dan menyesuaikan diri, tetapi apa yang dicari dalam melawan arus, menyesuaikan diri dengan arus atau dalam pasrah total kepada arus, tidak pernah dirumuskan secara serius. Ada orang yang sepanjang hidupnya bekerja keras mengumpulkan uang, tetapi untuk apa uang itu dan mau ditasrufkan kemana baru dipikirkan setelah uang terkumpul, bukan dirumuskan ketika memutuskan untuk mengumpulkannya. Ada yang ketika mengeluarkan uang tidak sempat merumuskan tujuannya, sehingga hartanya terhambur-hambur tanpa arti. Ini adalah model orang yang hidup tidak punya konsep hidup.

Makna tentang tujuan hidup sampai kapan pun masih tetap penting untuk direnungkan. Bagaimanapun seorang Muslim mesti sadar bahwa hidup di dunia ini bersifat sementara tidak kekal bahkan terlampau singkat. Kita cuma diberikan kesempatan yang sangat sebentar, bagaikan seorang musafir yang berhenti di sebuah oase, setelah istirahat sebentar dia mempersiapkan perbekalan lalu melanjutkan perjalanan menuju tujuan akhir.Rumusan tujuan hidup yang didasari pada nilai ajaran agama menempati posisi sentral, yakni orang yang hormat dan tunduk kepada nilai-nilai agama yang diyakininya, melalui pemahaman yang benar dan matang terhadap ajaran agama, Menurut ajaran Islam, tujuan hidup manusia ialah untuk menggapai ridha Allah, ibtigha mardhatillah. Allah berfirman dalam surat al Baqarah ayat 207 ومن الناس من يشرى نفسه ابتغاء مرضاة الله والله رؤوف بالعباد, yang arti­nya : “Dan diantara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan Allah; dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya”

Ridha artinya senang. Jadi segala pertimbangan tentang tujuan hidup seorang Muslim, terpulang kepada apakah yang kita lakukan dan apa yang kita gapai itu sesuatu yang disukai atau diridhai Allah SWT atau tidak. Jika kita berusaha memperoleh ridha-Nya, maka apapun yang diberikan Allah kepada kita, kita akan menerimanya dengan ridha (senang) pula, ridha dan diridhai (radhiyatan mardhiyah)

Kita bisa mengetahui sesuatu itu diridhai atau tidak oleh Allah. Tolok ukur pertama adalah syariat atau aturan yang ditetapkan agama, sesuatu yang diharamkan atau dilarang oleh Allah pasti tidak diridhai dan bila kita melakukannya atu melanggarnya kita akan mendapat dosa; dan sesuatu yang halal atau diperintahkan agama pasti diridhai yang apabila kita mengerjakannya kita akan mendapat pahala. Selanjutnya nilai-nilai akhlak akan menjadi tolok ukur tentang kesempurnaan, misalnya memberi kepada orang yang meminta karena kebutuhan adalah sesuatu yang diridhai-Nya; tidak memberi tidak berdosa tetapi kurang disukai.

Indikator ridha Allah juga dapat dilihat dari dimensi horizontal, Nabi bersabda : “Bahwa ridha Allah ada bersama ridha kedua orang tua, dan murka Allah ada bersama murka kedua orang tua”. Semangat untuk mencari ridha Allah sudah barang tentu hanya dimiliki orang-orang yang beriman, sedangkan bagi mereka yang tidak mengenal Tuhan, tidak mengenal agama, maka boleh jadi pandangan hidupnya dan prilakunya sesat, tetapi mungkin juga pandangan hidupnya mendekati pandangan hidup orang yang minus beragama, karena toh setiap manusia memiliki akal yang bisa berfikir logis dan hati yang di dalamnya ada nilai kebaikan.

Metode untuk mengetahui ridla Allah SWT juga diajarkan oleh Nabi Muhammad Saw dengan cara bertanya kepada hati sendiri, istafti qalbaka. Orang bisa berdusta, berbohong dan mengelabui orang lain, tetapi ia tidak dapat melakukannya kepada hati sendiri. Hanya saja hati orang berbeda-beda. Hati yang gelap, hati yang kosong, dan hati yang mati, sulit dan bahkan tidak bisa ditanya. Hati juga kadang-kadang tidak konsisten, oleh karena pertanyaan paling tepat kepada hati nurani, Nurani berasal arti kata nur, cahaya. Orang yang nuraninya hidup maka ia selalu menyambung dengan ridha Tuhan. Problem hati nurani adalah cahaya nurani sering tertutup oleh keserakahan, egoisme, dan kemaksiatan.

Menurut ajaran Islam, tugas hidup manusia, sepanjang hidupnya hanya satu tugas, yaitu menyembah Allah, Sang Pencipta, atau dalam bahasa harian disebut ibadah. Allah berfirman dalam kitab suci al Qur’an yang berbunyi “وما خلقت الجن والانس الا ليعبدون yang artinya “tidaklah Aku menciptakan Jin dan Manusia kecuali untuk menyembah kepada-Ku”. Menjalankan ibadah bukanlah tujuan hidup, tetapi merupakan tugas yang harus dikerjakan oleh mahluk Allah sepanjang hidupnya. Ibadah mengandung arti untuk menyadari dirinya kecil tak berarti, meyakini kekuasaan Allah Yang Maha Besar, Sang Pencipta, dan disiplin dalam kepatuhan kepada-Nya. Oleh karena itu orang yang menjalankan ibadah mestilah bersikap rendah hati, tidak sombong, menghilangkan egoisme dan Istiqomah untuk terus berupaya agar selalu dalam ridla dan bimbingan-Nya. Itulah etos ibadah. Ibadah ada yang bersifat mahdhah/murni, yakni ibadah yang hanya memiliki satu dimensi, yaitu dimensi vertikal, patuh tunduk kepada Allah Yang Maha Kuasa, seperti shalat dan puasa. Ibadah juga terbagi menjadi dua klasifikasi; ibadah khusus dan ibadah umum. Ibadah khusus adalah ritual yang bersifat baku yang ketentuannya langsung dari wahyu atau dari Nabi Muhammad SAW, sedangkan ibadah umum adalah semua perbuatan yang baik, dikerjakan dengan niat baik dan dilakukan dengan cara yang baik pula.

Ibadah khusus seperti shalat lima waktu sehari semalam adalah tugas, taklif dari Allah SWT yang secara khusus diperuntukkan kepada orang-orang mukmin yang telah baligh. Puasa, Zakat (zakat fitrah, zakat mal) bagi yang telah memenuhi syaratnya, dan ibadah haji bagi yang mampu, memotong hewan kurban bagi yang mampu semuanya adalah taklif.

Dan ibadah ghairu mahdhah, seperti berbisnis, karena inti dari berbisnis adalah membantu mendekatkan orang lain dari kebutuhannya. Menuntut ilmu adalah ibadah yang sangat besar nilainya asal dilakukan dengan niat baik dan cara yang baik pula. Dengan demikian kita dapat melakukan tugas ibadah dalam semua aspek kehidupan kita, sesuai dengan bakat, minat, dan profesi kita. Perbedaan pandangan hidup akan menghasilkan perbedaan nilai dan persepsi. Orang yang tidak mengenal ibadah, mungkin sangat sibuk dan lelah mengerjakan tugas sehari-hari, tetapi nilainya nol secara vertikal, sementara orang yang mengenal ibadah, mungkin sama kesibukannya, tetapi cara pandangnya berbeda dan berbeda pula dalam mensikapi kesibukan, maka secara psikologis/kejiwaan ia tidak merasa lelah karena merasa sedang beribadah.

Manusia memiliki dua peran utama di dunia ini; pertama sebagai hamba Allah, dan peran kedua sebagai khalifah (Wakil) Allah di muka bumi. Sebagai hamba Allah manusia adalah kecil dan tidak memiliki kekuasaan, oleh karena itu tugasnya hanya menyembah kepada-Nya dan berpasrah diri kepada-Nya.

Namun, sebagai khalifah, manusia diberi fungsi, peran yang sangat besar, karena Allah Yang Maha Besar maka manusia sebagai wakil Allah di muka bumi memiliki tanggungjawab dan otoritas yang sangat besar. Sebagai khalifah manusia diberi tugas untuk mengelola alam semesta ini untuk kesejahteraan manusia Oleh karenanya manusia dituntut beramal shaleh, menghindari dosa, menyuruh berbuat baik, melarang berbuat mungkar, jujur dan menghiasi diri dengan sikap yang dianjurkan oleh agama.

Read Full Post »

(diringkas lagi dari Tulisan Bp. Amril Muhammad- Sekjen Asosiasi CI+BI Nasional)

A. Pendahuluan

Menurut data Asosiasi CI+BI Nasional, terdapat 2% dari populasi anak usia sekolah, adalah anak yang memiliki potensi cerdas/berbakat istimewa. Jika mengacu pada data BPS 2005, terdapat 65.291.624 anak usia sekolah (usia 4-19 thn). Artinya terdapat 1.305.832 anak Indonesia memiliki potensi cerdas/berbakat istimewa (CI+BI). Meskipun jumlah tersebut relatif kecil, tetapi layanan kepada mereka tidak cukup memadai. Satu-satunya bentuk layanan pendidikan bagi anak CI+BI hanyalah dalam bentuk percepatan (akselerasi). Berdasarkan data Asossiasi CI+BI tahun 2008/9, Jumlah siswa CI+BI yang sudah terlayani di sekolah akselerasi masih sangat kecil, yaitu 9.551 orang yang berarti baru 0,73% siswa CI+BI yang terlayani.

Ditinjau dari segi kelembagaan, dari 260.471 sekolah, baru 311 sekolah yang memiliki program layanan bagi anak CI+BI. Sedangkan di madrasah, dari 42.756 madrasah, baru ada 7 madrasah yang menyelenggarakan program aksel. Ini berarti masih sangat rendah sekali jumlah sekolah/madrasah yang memberikan layanan pendidikan kepada siswa CI+BI, serta keterbatasan dari ragam pelayanan. Sebagaian besar dari anak-anak tersebut “dipaksa” mengikuti pendidikan yang sama dengan anak-anak normal, sehingga mereka mengalami kondisi “underachiever”

Undang-undang no. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 5 ayat 4 menyatakan bahwa “Warga negara yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa berhak memperoleh pendidikan khusus”. Perlunya perhatian khusus kepada anak CI+BI merupakan salah satu upaya untuk mengembangkan potensi peserta didik secara utuh dan optimal.

Pengembangan potensi tersebut memerlukan strategi yang sistematis dan terarah. Tanpa layanan pembinaan yang sistematis terhadap siswa CI+BI, bangsa Indonesia akan kehilangan sumber daya manusia terbaik. Strategi pendidikan yang ditempuh selama ini bersifat masal memberikan perlakuan standar/rata-rata kepada semua siswa sehingga kurang memperhatikan perbedaan antar siswa dalam kecakapan, minat, dan bakatnya. Dengan strategi semacam ini, keunggulan akan muncul secara acak dan sangat tergantung kepada motivasi belajar siswa serta lingkungan belajar dan mengajarnya. Oleh karena itu perlu dikembangkan keunggulan yang dimiliki oleh siswa agar potensi yang dimiliki menjadi prestasi yang unggul.

Perhatian khusus tersebut tidak dimaksudkan untuk melakukan diskriminasi, tetapi semata-mata untuk memberikan layanan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi siswa. Melalui penyelenggaraan pendidikan khusus untuk siswa CI+BI, diharapkan potensi-potensi yang selama ini belum berkembang secara optimal, akan tumbuh dan mampu menunjukkan kinerja terbaik. Melalui pendidikan yang sesuai, maka akan diperoleh generasi unggulan yang dibutuhkan bangsa dan negara Indonesia, yakni generasi yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi sekaligus memiliki budi pekerti yang luhur serta berkarakter positif, spiritualis, dan bermental melayani masyarakat.

B. Tujuan Penyelenggaraan

  1. Memberi kesempatan pada siswa CI+BI untuk mengikuti pendidikan sesuai potensi kecerdasan yang dimilikinya.
  2. Memenuhi hak asasi siswa CI+BI untuk memperoleh pendidikan yang sesuai dengan kebutuhannya
  3. Membentuk manusia Indonesia yang memiliki kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual serta memiliki ketahanan dan kebugaran fisik.
  4. Meningkatkan efiensi dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan untuk sisa CI+BI.

D. Karakteristik Peserta Didik CI+BI

Karakteristik Umum

Hasil penelitian dari Balitbang Depdikbud (1986) dan CounCI+BIl of Curriculum Examinations and Assessment (2006) menyebutkan bahwa seorang anak cerdas istimewa dapat mempunyai beberapa dari CI+BIri-CI+BIri berikut ini:

  1. Sangat peka dan waspada
  2. Belajar dengan mudah dan cepat
  3. Mampu berkonsentrasi
  4. Sangat logis
  5. Cepat berespon secara verbal dengan tepat
  6. Lancar berbahasa
  7. Mempunyai daya ingat yang baik
  8. Mempunyai pengetahuan umum yang luas
  9. Mempunyai minat yang luas dan mendalam
  10. Memiliki rasa ingin tahu yang besar terhadap ilmu pengetahuan
  11. Cermat atau teliti dalam mengamati
  12. Kemampuan membaca yang baik
  13. Lebih menyukai kegiatan verbal daripada kegiatan tertulis
  14. Mempunyai kemampuan untuk mengatasi masalah dengan sangat cepat
  15. Memiliki kemampuan memikirkan beberapa macam pemecahan masalah
  16. Menunjukkan cara pemecahan masalah yang tidak lazim
  17. Mempunyai pendapat dan pandangan yang sangat kuat terhadap suatu hal
  18. Mempunyai rasa humor
  19. Mempunyai daya imajinasi yang hidup dan orisinil
  20. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa)
  21. Mempunyai tujuan yang jelas dalam tiap kegiatan atau perbuatannya
  22. Tidak memerlukan dorongan (motivasi) dari luar
  23. Tertarik pada topik-topik yang berkaitan dengan anak-anak yang berusia lebih tua darinya
  24. Dapat berkomunikasi dengan baik dengan orang dewasa, bahkan lebih baik daripada jika berkomunikasi dengan anak sebayanya
  25. Bisa belajar sendiri dalam bidang-bidang yang diminati
  26. Berfokus pada minatnya sendiri, bukan pada apa yang diajarkan
  27. Mempunyai keterampilan sosial
  28. Mudah bosan pada hal-hal yang dianggapnya rutin
  29. Menunjukkan kepemimpinan yang tinggi
  30. Kadang-kadang tingkah lakunya tidak disukai orang lain.

Karakteristik khusus Siswa CI+BI bidang Matematika

  1. Mampu menemukan struktur dari masalah yang dihadapi
  2. Mampu memahami logika konsep-konsep  numerik dan spatial, yang menggunakan simbol-simbol seperti angka dan huruf, dan juga berpikir dengan simbol matematik
  3. Mampu menggeneralisasikan dengan cepat berbagai relasi dan soal-soal matematika
  4. Mampu belajar secara efisien dengan  menemukan cara-cara singkat  untuk menyelesaikan persoalan matematis
  5. Mampu berpikir fleksibel dalam pemecahan masalah
  6. Mampu merekonstruksi masalah
  7. Mempunyai daya ingat yang kuat tentang konsep-konsep dasar dan informasi lain mengenai matematika
  8. Mampu menghargai kesederhanaan dan kekayaan, dalam pemecahan soal-soal matematika (karakteristik pembeda utama antara orang-orang yang menjadi pakar matematika)

Karakteristik khusus Siswa CI+BI Bidang Sains

  1. Mempunyai minat terhadap sains sejak usia dini
  2. Mempunyai minat yang tinggi terhadap proses kerja sesuatu
  3. Mampu memahami ide-ide abstrak pada usia dini
  4. Mempunyai imaginasi yang kuat mengenai sains
  5. Mau melakukan kegiatan sains yang sulit dalam periode panjang
  6. Kemampuan yang luar biasa untuk menyampaikan ide-ide sains secara verbal
  7. Dorongan yang kuat untuk menghafal istilah objek-objek sains
  8. Kreatif dalam melakukan kegiatan sains, termasuk menulis hasil kegiatan tersebut
  9. Mampu menangkap keterkaitan beberapa hal dalam suatu situasi

E. Model Layanan

Terdapat 3 model layanan kepada siswa CI+BI

1. Kelas Biasa (Inklusi)

Kelas yang memberikan layanan kepada siswa CI+BI yang proses pembelajaran bergabung dengan siswa reguler. Dalam kelas inklusi ini siswa CI+BI mengikuti seluruh mata pelajaran bersama dengan siswa lainnya di suatu sekolah.

2. Kelas Khusus

Kelas yang dibuat untuk menampung siswa CI+BI. Perbedaan dengan kelas inklusi adalah pada siswa artinya. Artinya pada kelas khusus ini, seluruh siswanya adalah siswa yang memenuhi kriteria CI+BI.

3. Satuan Pendidikan/Sekolah Khusus

Sekolah khusus adalah satuan pendidikan yang khusus dibuat untuk menampung anak-anak CI+BI. Artinya sekolah ini hanya menerima siswa yang berkualifikasi CI+BI saja.

F. Rekrutmen dan Pengembangan siswa

Proses Rekrutmen Siswa

  1. Dilakukan evaluasi secara komperehensif yang meliputi aspek: kecerdasan, akademis, penyesuaian sosial dan emosional.
  2. Evaluasi dilakukan dengan melibatkan psikolog, guru, orang tua, dan calon siswa.
  3. Calon siswa yang akan direkrut memiliki dimensi kemampuan umum pada taraf cerdas ditetapkan skor IQ yang masuk dalam kelompok very Superior, dimensi kreativitas tinggi (ditetapkan skor CQ dalam nilai baku tinggi atau plus satu standar deviasi di atas rerata) dan pengikatan diri (Task commitment) terhadap tugas baik (ditetapkan skor TC dalam kategori nilai baku  baik, atau plus satu standar deviasi  di atas rerata).
  4. Dilakukan tes diagnostik untuk memastikan penguasaan kemampuan dasar yang diperlukan untuk mempelajari materi pada tingkatan kelas yang diambil.

Dalam proses identifikasi terdapat dua tahap, yaitu penjaringan (screening) dan penyaringan (seleksi).

1. Screening untuk mencari nominasi (penjaringan)

Skrining adalah suatu pendekatan identifikasi tahap awal. Tahap ini melibatkan beberapa pihak, seperti orangtua, guru, peserta didik yang bersangkutan itu sendiri. Dalam tahap ini dilakukan seleksi berdasarkan: (a) prestasi akademik pada kelas/tingkat pendidikan sebelumnya dan (b) tes psikologi.

2. Tahap seleksi atau identifikasi final (penyaringan)

Setelah peserta didik diidenfikasi sebagai nominasi melalui proses skrining, maka mereka kemudian mendapatkan tes lanjutan atau dilakukan penilaian dari guru, orangtua, atau konselor yang lebih memahami dengan pasti tingkat keberbakatannya. Pada tahap ini yang lolos pada tahap penjaringan diberikan tes lanjutan yang dilakukan secara kelompok maupun secara individual, yaitu tes inteligensi, tes kreativitas, dan skala Task Commitment. Untuk program akselerasi pada tahap ini diberikan juga tes proyektif sebagai tes penunjang untuk mengetahui aspek emosi dan sosial calon peserta didik anak berbakat.

Peralatan tes yang digunakan untuk menjaring calon peserta didik program akselerasi untuk masing-masing jenis tes psikologis dapat dilihat pada tabel berikut.

 

a. Kemampuan Intelektual

SATUAN PENDIDIKAN ALAT TES TAHAP PENJARINGAN ALAT TES TAHAP PENYARINGAN
SD/MI Colour Progressive Matrix Wechsler Intelligence Scale for Children, Stanford Binet atau Culture Fair Intelligence Test Skala 2A/2B
SMP/MTs Spearmen Progressive Matrix Wechsler Intelligence Scale for Children atau Culture Fair Intelligence Test Scale 2A/2B
SMA/MA Culture Fair Intelligence Test  Scale 3A/3B Wechsler Adult Intelligence Scale atau  Intelligence Structure Test
NO JENIS TES IQ MINIMAL
1 Culture Fair Intelligence Test SKALA 2A/2B (SD/MI)Culture Fair Intelligence Test SKALA 2A/2B (SMP/MTs)

Culture Fair Intelligence Test SKALA 3A/3B (SMA/MA)

Very Superior = 130Very Superior = 130

Very Superior = 130

2 Colour Progressive Matrix Grade I à Percentil  95
3 Stanford Binet Test Very Superior = 140
4 Wechsler Intelligence Scale for Children (SD/MI)Wechsler Intelligence Scale for Children (SMP/MTs)

Wechsler Adult Intelligence Scale (SMA/MA)

Very Superior = 130Very Superior = 130

Very Superior = 130

5 Intelligence Structure Test (SMA/MA) Very Superior = 139

 

b.  Kreativitas

No SATUAN PENDIDIKAN TES KREATIVITAS
1 SD/MI Tes Kreativitas Figural  (yang disusun oleh Utami Munandar)
2 SMP/MTs Tes Kreativitas Figural dan Tes Kreativitas Figural  (yang disusun oleh Utami Munandar)
3 SMA/MA Tes Kreativitas Figural dan Tes Kreativitas Figural  (yang disusun oleh Utami Munandar)

 

c.  Skala task commitment, yang mengacu pada indikator:

1)       Tangguh dan ulet (tidak mudah menyerah)

2)       Mandiri dan bertanggungjawab;

3)       Menetapkan tujuan aspirasi yang realistis dengan risiko sedang;

4)       Suka belajar, dan mempunyai orientasi pada tugas yang tinggi

5)       Konsentrasi baik

6)       Mempunyai hasrat untuk meningkatkan diri (working improvement)

7)       Mempunyai hastrat bekerja sebaik-baiknya (working the best he/she can)

8)       Mempunyai hasrat untuk berhasil dalam bidang akademis.

d. Tes Penunjang (Tes Proyektif)

No SATUAN PENDIDIKAN TES GRAFIS
1 SD/MI Draw A Person, House Tree Person
2 SMP/MTs Draw A Person, House Tree Person, BAUM
3 SMA/MA Draw A Person, Wartegg, Baum

Selain memperhatikan pedoman umum rekrutmen peserta program percepatan belajar juga perlu memperhatikan kriteria yang ditetapkan berdasarkan aspek persyaratan sebagai berikut :

1. Informasi Data Objektif

a.  Akademis, yang diperoleh dari skor :

1)       Nilai Ujian Nasional dari sekolah sebelumnya, dengan rata-rata minimal  8,0 untuk SMP dan SMA.

2)       Tes kemampuan Akademis, dengan nilai sekekurang-kurangnya 8,0

3)       Rapor kelas sebelumnya , nilai rata-rata seluruh mata pelajaran tidak kurang dari 80.

b.  Psikologis,

Data ini diperoleh dari hasil pemeriksaan psikologis yang    meliputi tes inteligensi umum, tes kreativitas, inventori keterikatan pada tugas, tes kepribadian.

Peserta didik yang lulus hasil pemeriksaan psikologis adalah mereka yang memiliki kemampuan intelektul umum minimal kategori  sangat cerdas/very superior dengan skor minimal 130 (skala Wechsler atau sebesar nilai rerata + 2 deviasi standar untuk alat tes kecerdasan lain) yang ditunjang oleh kreativitas dan keterikatan terhadap tugas dalam kategori di atas rata- rata dan tidak mengalami gangguan sosial dan emosional.

  1. Informasi Data Subyektif, yaitu nominasi yang diperoleh dari diri sendiri  (self nomination), teman sebaya (peer nomination) orang tua (parent nomination),  guru (teacher nomination) dan pengamatan dari sejumlah ciri-ciri keberbakatan.
  2. Kesehatan fisik, yang ditunjukkan dengan surat keterangan sehat dari dokter.
  3. Kesediaan Calon Peserta didik dan Persetujuan Orangtua/wali, yaitu pernyataan tertulis dari peserta didik dan atau orang tua/wali untuk mengikuti program pendidikan khusus.

Secara umum, siswa CI+BI yang mendaftar  untuk mengikuti program CI+BI di suatu sekolah dapat dikelompokkan menjadi 2, yaitu: siswa yang menjadi peserta program CI+BI di sekolah sebelumnya, dan siswa baru masuk pada program CI+BI. Untuk kedua kelompok siswa tersebut, tentu saja ada perbedaan seleksi masuknya.

Calon Siswa dari Sekolah CI+BI

  1. Siswa diterima secara otomatis dengan memenuhi beberapa persyaratan administratif
  2. Dilakukan tes diagnostik untuk mengetahui kemampuan siswa dalam mata pelajaran tertentu dan kemampuannya mengikuti pembelajaran program CI+BI
  3. Dilakukan wawancara kepada orang tua dan calon siswa untuk memastikan komitmen mereka dalam mengikuti program CI+BI.
  4. Apabila perlu, calon siswa yang bersangkutan dapat diminta mengikuti psiko tes, agar sekolah mendapatkan informasi terbaru tentang karakteristik kepribadian siswa maupun tingkat IQ-nya.
  5. Calon Siswa dari sekolah non CI+BI

Calon siswa akan masuk program CI+BI, harus memenuhi beberapa persyaratan, yaitu:

  1. Hasil prestasi akademik dengan nilai rata-rata 8,0.
  2. Skor hasil psikotes masuk dalam kelompok Very Superior
  3. Skor hasil Task comitmen dan kreativitas masuk dalam kelompok baik
  4. Sehat fisik dan mental, yang dibuktikan dengan surat keterangan dari Dokter pemerintah
  5. Kesediaan peserta didik dan dan orang tua/wali secara tertulis untuk mengikuti ketentuan-ketentuan penyelenggaraan program

G. Kurikulum

Kurikulum yang diberikan pada siswa CI+BI tidak boleh sama dengan siswa reguler, karena bobot dan kedalamannya tidak sesuai karakter siswa CI+BI. Kurikulum untuk siswa CI+BI diarahkan pada pemenuhan kebutuhan siswa dan sekaligus menyeimbangkan domain kognitif dan non kognitif.

Pengembangan kurikulum berdiferensiasi dilakukan dalam upaya memenuhi tuntutan dari karakter dan kebutuhan siswa CI+BI. Dengan demikian diferensiasi terkait dengan kecocokan tingkat keunggulan dan kerumitan kurikulum yang sesuai dengan kesiapan dan motivasi belajar yang dimiliki siswa. diferensiasi bukan saja sebatas pada kurikulum tetapi juga dalam pengayaan dan perluasaan kegiatan siswa akselerasi. Pengayaan tidak sebatas memberikan PR dan dilakukan dalam satu tipe. Pengayaan menunjuk pada perluasan dari kurikulum untuk mengembangkan pengetahuan, penerapan, ketrampilan berfikir dan sikap menuju ke tingkat yang lebih kompleks. Tujuan utama diferensiasi kurikulum adalah untuk merencanakan secara aktif dan secara konsisten membantu semua siswa agar belajar maksimal.

Berdasarkan pada diferensiasi diatas selanjutnya ditentukan materi kurikulum yang sesuai dengan siswa. Secara prinsip, penetapan materi yang secara efektif dapat dijadikan sebagai materi kurikulum bagi siswa akselerasi terikat dengan ketentuan sebagai sebagai berikut:

  1. Materi memang dikumpulkan dan memenuhi rasa keingintahuan siswa akselerasi dalam pengembangan keilmuan, memberikan peluang kepadanya dengan belajar hal-hal baru serta ketrampilan yang mereka butuhkan.
  2. Isi kurikulum memiliki tingkat kesulitan paling tidak dua tahun diatas rerata materi sebayanya.
  3. Materi yang dipilih terfokus pada penerapan pengetahuan nyata.
  4. Materi harus lebih unggul dari materi regular, mendalam dan menuntut ketrampilan berfikir tingkat tinggi.(Joan F. Smutny,2003:54).

H. Pembelajaran

Pembelajaran yang diberikan kepada siswa CI+BI tidak boleh terlalu menekankan pada aspek kognitif. Upaya menyeimbangkan pembelajaran tersebut dilakukan dengan menyajikan aspek sintetik dan praktikal. Hal ini dilakukan, agar siswa CI+BI memiliki kematangan pengetahuan dan kemampuan untuk menjawab kebutuhan sosial bermasyarakat.

Pembelajaran harus berorientasi pada siswa, bukan pada guru. Oleh karena itu penerapan materi esensial dilakukan dengan cara melakukan asessment kemampuan siswa terhadap materi pelajaran. Apabila siswa telah menguasai materi suatu materi, maka materi tersebut tidak perlu diajarkan lagi. Dengan demikian dimungkinkan adanya perbedaan materi yang harus diajarkan kepada seorang siswa dengan siswa lainnya.

Pembelajaran bagi siswa CI+BI harus lebih berorientasi pada pengembangan tuntutan berpikir tingkat tinggi (advance) sehingga kurikulum disiapkan untuk mendukung bagi upaya terjadinya kegiatan pembelajaran yang bercorak eksplorasi, inquiri dan pemecahan masalah. Oleh karena itu materi yang tercakup dalam kurikulum harus berisikan materi unggul dan problem solving. Implikasinya, guru harus mampu mengubah struktur materi kurikulum yang mengarah pada struktur materi kasus.

Dalam melakukan pembelajaran kepada siswa CI+BI, khususnya mata pelajaran rumpun MIPA, penggunaan laboratorium untuk kegiatan praktikum perlu dioptimalkan. Laboratorium merupakan bagian terintegrasi pada kegiatan pembelajaran MIPA. Pembelajaran MIPA berupa percobaan dan bukan percobaan dapat dilakukan di laboratorium. Pada saat menjelaskan suatu topik, guru dapat langsung mempraktekkannya di depan peserta didik. Dengan demikian siswa dapat memahami materi yang disampaikan oleh guru secara efektif

Bagi para guru penanggungjawab praktikum tugas penting yang harus dan perlu dilakukan adalah mendisain dan mengelola sebuah kegiatan praktikum. Hal ini dilakukan agar tujuan pembelajarannya jelas, isi dan urutan kegiatannya terarah dengan baik, relevan dengan tuntutan kompetensi lulusan nantinya. Di samping itu, praktikum harus dirancang sedemikian rupa sehingga merupakan pengalaman belajar yang menarik serta menyenangkan bagi peserta didik,  bukan justru sebaliknya, menyiksa dan membosankan.

Respon dan pencapaian peserta didik dalam suatu kegiatan praktikum sangat bervariasi antara satu peserta didik dengan lainnya. Ada berbagai faktor penyebabnya. Salah satu adalah pengelolaan praktikum yang diserahkan kepada guru/laboran yang belum berpengalaman sehingga tidak mengetahui kesalahan-kesalahan dasar yang terjadi serta tidak berhasil membangkitkan motivasi dan minat peserta didik praktikan.

Sebagaimana kegiatan pembelajaran lainnya, kegiatan praktikum harus dilakukan evaluasi atau penilaian. Evaluasi cakupan materi praktikum dapat dilakukan dengan mengevaluasi topik-topik dan keterampilan yang diharapkan dikuasai oleh peserta didik. Evaluasi kedalaman relatif lebih sulit dan  memerlukan penilaian yang jujur serta kriteria yang jelas terhadap tugas-tugas yang diberikan dalam praktikum. Seringkali terjadi aktivitas intelektal peserta didik sebatas hanya mengikuti petunjuk/resep yang ada di buku petunjuk praktikum, padahal kompetensi yang dikehendaki adalah kemampuan penemuan/penelitian ilmiah. Dua hal yang perlu diperhatikan dalam menilai praktikum adalah ketepatan metode penilaian dan proses umpan balik.

Sangat penting untuk menjamin bahwa metode penilaian yang digunakan cocok (sesuai dengan tujuan). Jika tujuan praktikum adalah peserta didik dapat menggunakan alat dengan benar, maka evaluasi dilakukan dengan mengamati dan menilai apakah yang dilakukan peserta didik telah sesuai dengan kriteria yang telah disepakati. Jika tujuan praktikum adalah peserta didik mampu berpikir ilmiah, metode evaluasi harus dapat menilai kemampuan yang ditunjukkan peserta didik. Penilaian praktikum yang hanya didasarkan pada laporan saja, tidak akan berhasil mengukur kemampuan berpikir pada tingkat tinggi yang ada pada pekerjaan praktikum itu sendiri.

Umpan balik juga merupakan salah satu sarana penilaian. Proses belajar peserta didik akan dapat difasilitasi dengan baik apabila ada umpan balik terhadap yang mereka lakukan dan hasilkan. Umpan balik dapat diperoleh dari guru pembimbing, dosen pendamping atau kelompok praktikan

I. Pemanfaatan IT dalam Pembelajaran

Penggunaan Teknologi Informasi (TI) dalam pembelajaran seiring perkembangan   jaman   pertukaran   informasi   semakin   cepat   dan   instant.

Pembelajaran   berbasis   IT   setidaknya   memberikan   dua   keuntungan. Pertama,  sebagai  pendorong  komunitas  pendidikan  (termasuk  guru)  untuk  lebih apresiatif  dan  proaktif  dalam  maksimalisasi  potensi  pendidikan.  Kedua,  memberikan kesempatan  luas  kepada  peserta  didik  memanfaatkan  setiap  potensi  yang  ada  dapat diperoleh dari sumber-sumber yang tidak terbatas.

Salah  satu  produk  integrasi  teknologi  informasi  ke  dalam  dunia pendidikan adalah  e-learning  Model  pembelajaran  e-learning  dengan  segala  keunggulan  di  atas  akan  sangat membantu penyelenggaraan pendidikan untuk siswa CI+BI di Indonesia.

Alternatif model pembelajaran manapun yang akan dipilih oleh para siswa CI+BI tidak menjadi masalah dalam penilaian.  Artinya, setiap siswa CI+BI yang mengikuti salah satu model penyajian materi pembelajaran akan mendapatkan pengakuan atau penilaian yang sama.  Jika siswa CI+BI dapat menyelesaikan program pembelajarannya dan lulus melalui cara konvensional atau sepenuhnya melalui internet, atau bahkan melalui perpaduan kedua model ini, maka institusi penyelenggara pendidikan akan memberikan pengakuan yang sama.  Keadaan yang sangat fleksibel ini dinilai sangat membantu para siswa CI+BI untuk mempercepat penyelesaian pembelajarannya.

Apabila guru menyajikan materi pembelajaran/pembelajaran yang dapat diakses para siswa CI+BI melalui internet, maka siswa CI+BI dapat mempelajari materi pembelajaran yang terlewatkan tersebut melalui internet.  Dapat terjadi demikian karena para siswa CI+BI diberi kebebasan mengikuti kegiatan pembelajaran yang sebagian disajikan secara tatap muka dan sebagian lagi melalui internet (model pembelajaran kedua).

Proses pembelajaran berbasis IT dapat dilakukan sekolah/guru dengan mengembangkan suatu e-learning secara mandiri (khusus) atau dimasukkan dalam bagian website sekolah. Untuk bisa memenuhi kondisi ini, maka sekolah yang bersangkutan harus memiliki SDM khusus yang menangani dan mengembangkan e-learning secara berkesinambungan. Namun demikian guru juga dapat mendisain sendiri e-learning dengan memanfaatkan fasilitas dari situs-situs yang menyediakan blog, antara lain: blogspot, multiply, dan wordpress, serta memanfaatkan jaringan komunikasi seperti: e-mail, facebook, friendster, yahoo massanger dan sebagainya.

Pengelolaan ruang belajar-Mengajar

  1. Guru diperkenankan untuk mengatur ruang belajar sesuai karakteristik mata pelajarannya. Dalam proses pengaturan, guru dapat melibatkan siswa
  2. Ruang belajar setidak-tidaknya memiliki sarana dan media pembelajaran yang sesuai, Jadwal Mengajar Guru, Tata Tertib Peserta didik dan Daftar Inventaris yang ditempel di dinding.
  3. Ruang belajar dapat dilengkapi dengan perpustakaan referensi dan sarana lainnya yang mendukung proses Pembelajaran
  4. Tiap rumpun Mata pelajaran telah disediakan prasarana multimedia. Penggunaan prasarana diatur oleh Penanggung Jawab Rumpun Mata Pelajaran
  5. Guru bertanggungjawab terhadap ruang belajar yang ditempatinya. Dengan demikian setiap guru memiliki kunCI+BI untuk ruang masing-masing.


Pengelolaan Pembelajaran

  1. Pembelajaran dilaksanakan secara TIM (Team Teaching) yang minmal terdiri dari 2 orang guru, dimana 1 orang guru sebagai guru utama dan yang lain sebagai kolaboran/asisten
  2. Dalam TIM Teaching, ada 1 guru yang bertanggung jawab untuk tingkat kelas yang berbeda. Misal : Guru penanggungjawab kelas X, Guru Penanggungjawab kelas XI dan Guru Penanggungjawab kelas XII.
  3. Apabila ada seorang guru tidak dapat mengajar karena suatu hal atau sedang melaksanakan tugas dan kegiatan kedinasan lain yang berkaitan dengan Peningkatan mutu, dapat digantikan dengan kolaboran dan kepada yang bersangkutan mengganti hari-hari tidak mengajar kepada kolaboran sebagai guru utama . Misalnya Seorang guru utama kelas X mempunyai kolaboran guru utama kelas XI, apabila guru utama kelas X tidak mengajar 6 jam maka yang bersangkutan berkewajiban mengganti sebagai guru utama kelas XI sebanyak 6 jam pelajaran.

Pengelolaan Administrasi Guru dan Peserta didik

  1. Guru berkewajiban mengisi daftar hadir peserta didik dan guru
  2. Guru membuat catatan-catan tentang kejadian-kejadian di kelas brerdasarkan format yang telah disediakan
  3. Guru mengisi laporan kemajuan belajar peserta didik, absensi peserta didik, keterlambatan peserta didik dan membuat rekapan sesuai format yang disediakan
  4. Guru membuat laporan terhadap hal-hal khusus yang memerlukan penanganan kepada Penanggung Jawab Akademik
  5. Guru membuat Jadwal topik/materi yang diajarkan kepada peserta didik yang ditempel di ruang belajar

Pengelolaan Pengayaan

  1. Pengayaan dilaksanakan diluar jam kegiatan Tatap Muka dan Praktik.
  2. Pengayaan dilaksanakan secara TIM Teaching, dimana kolaboran dapat menjadi guru utama pada materi tertentu
  3. Pengayaan dapat menggunakan waktu dalam kegiatan Pembelajaran Tugas Terstruktur (25 menit) maupun Tak terstruktur ( 25 menit ) .
  4. Pengayaan dilaksanakan dalam waktu berbeda maupun secara bersamaan jika memungkinkan, misal : Guru utama memberi pengayaan kepada siswa CI+BI, sedangkan kolaboran memberi materi kepada siswa reguler.
  5. Pengayaan dilaksanakan secara berkelanjutan berdasarkan hasil analisis postest , ulangan harian dan ulangan mid semester.

Pengelolaan Penilaian

  1. Penilaian dilakukan untuk mengukur proses dan produk hasil pembelajaran
  2. Penilaian Proses dilakukan setiap saat untuk menilai kemajuan belajar peserta didik, sedangkan penilaian produk/hasil belajar dilakukan melalui ulangan harian, mid semester maupun ulangan semester.
  3. Penilaian meliputi Kognitif, Praktik dan Sikap yang disesuaikan dengan peraturan yang telah ditetapkan serta mengacu pada karakteristik mata pelajaran
  4. Hasil penilaian dimasukkan sesuai dengan format yang telah disediakan dalam bentuk file exel yang kemudian diserahkan kepada Penanggung Jawab Akademik
  5. Untuk memudahkan Pengelolaan hasil penilaian maka hasil-hasil penilaian harian yang telah dilaksanakan segera diserahkan kepada Penaggung Jawab Akademik agar dapat dimasukkan kedalam Pengelolaan SIM Sekolah oleh TIM TIK
  6. Tidak diadakan Remedial untuk ujian/ulangan semester. Remedial dilakukan sesuai dengan ketentuan pengelolaan Remedial dan Pengayaan.
  7. Guru mata pelajaran bertanggungjawab dan memiliki kewenangan penuh terhadap hasil penilaian terhadap mata pelajaran yang diampunya. Segala perubahan terhadap hasil penilaian hanya dapat dilakukan oleh guru yang bersangkutan.

J. Tenaga Pendidik

Persyaratan tenaga pendidik yang mengajar siswa CI+BI, antara lain:

  1. S-1 LPTK/LPT sesuai dengan bidang studi dan memiliki akta mengajar
  2. Memiliki karakteristik umum yang dipersyaratkan dengan mengacu pada aspek kepribadian
  3. Memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang karakteristik dan kebutuhan peserta didik cerdas/berbakat istimewa
  4. Menguasai substansi mata pelajaran yang diampu
  5. Mampu mengembangkan kreativitas peserta didik
  6. Mampu berbahasa Inggris aktif dan menggunakan dalam kegiatan pembelajaran
  7. Mampu menggunakan IT dalam melaksanakan pembelajaran

Kepribadian yang ada pada seorang guru yang mengajar siswa CI+BI harus mampu menyesuaikan diri dengan karakteristik yang ada pada diri peserta didik cerdas istimewa. Feldhusen (1997), mengidentifikasi kepribadian yang perlu dimiliki guru, antara lain.

  1. Percaya diri
  2. Sabar
  3. Objektif dan adil
  4. Terbuka terhadap perubahan
  5. Fleksibel dalam berpikir
  6. Kreatif
  7. Memiliki rasa humor
  8. Cerdas dan berpengetahuan luas
  9. Pekerja keras dan berorientasi pada prestasi (achievement motivation)
  10. Memiliki sikap positif terhadap peserta didik cerdas istimewa
  11. Mampu mengapresiasi peserta didik
  12. Memahami dan menerima perbedaan individual dengan sikap yang positif
  13. Mampu berempati
  14. Mampu melihat permasalahan dari sudut pandang orang lain, termasuk peserta didik
  15. Terbuka terhadap pandangan peserta didik
  16. Memiliki minat yang besar untuk mengembangkan kemampuan belajar peserta didik
  17. Antusias dan dapat memotivasi peserta didik
  18. Mampu bekerjasama dengan semua pihak yang terkait

K. Sarana dan Prasarana Pendidikan

Sekolah yang melaksanakan program CI+BI, harus menyediakan sarana sebagai berikut:

1. Kelas/ruang teori

Ruang kelas serta ruang-ruang lainnya harus didisain dengan memperhatikan aspek kenyamanan, kebersihan, kesehatan, dan keamanan.

2. Laboratorium MIPA

Setiap sekolah penyelenggara program untuk siswa CI+BI harus memiliki laboratorium MIPA. Untuk tingkat SD/MI minimal 1 laboratorium, untuk SMP/MTs terdiri dari laboratorium Fisika, Biologi dan Matematika. Sedangkan untuk SMA/MA terdiri dari laboratorium Fisika, Biologi, Kimia dan Matematika.

Laboratorium tersebut harus dilengkapi dengan peralatan dan bahan praktikum yang memadai untuk menunjang kegiatan pembelajaran. Fasilitas laboratorium juga dilengkapi dengan perangkat komputer dan LCD Prjector

3. Laboratorium Komputer

Laboratorium komputer digunakan untuk meningkatkan kemampuan siswa dan tenaga pedidikan dalam melakukan pembelajaran sebagai media dan alat pembelajaran. Di samping itu, laboratorium komputer digunakan untuk kegiatan pembelajaran yang bersifat interaktif yang mampu memfasilitas pembelajaran berbasis IT. Oleh karena itu perangkat komputer harus terpadu dalam suatu jaringan.

Laboratorium komputer berisi perangkat komputer berikut perangkat audio visual yang interaktif, dilengkapi dengan program aplikasi tambahan yang sesuai untuk memberikan layanan optimal dalam pembelajaran yang bersifat teoretik maupun praktek.

Fungsi laboratorium komputer juga untuk melayani kegiatan: interaksi guru dengan siswa, penayangan video pembelajaran, latihan untuk mata pelajaran uyang interaktif (online), simulasi kasus berbasis multimedia, operasionalisasi e-audiobook, operasionalisasi e-book, penelusuran data dan informasi serta menyediakan ensiklopedi digital.

1. Laboratorium Bahasa

Laboratorium bahasa diperlukan dalam upaya mengoptimalkan kemampuan berbahasa asing, terutama inggris, bagi siswa, guru maupun tenaga pendidikan. Keberadaan laboratorium bahasa akan dapat menunjang pembelajaran yang menggunakan dua bahasa (bilingual).

2. Perpustakaan yang dilengkapi dengan buku referensi bidang MIPA

Perpustakaan harus dilengkapi dengan buku-buku yang beragama secaa materi maupun bahasa (bahasa Indonesia dan bahasa asing), buku referensi MIPA, jurnal nasional dan internasional, buletin, majalah serta bahan cetak lainnya yang memberikan informasi tentang berbagai hal yang terkait dengan materi pelajaran dan pengayaan, terutama bidang MIPA. Di samping itu, perpustakaan perlu menyediakan perangkat audio visual sehingga dapat dimanfaatkan untuk mempelajari bahan yang terekam dalam bentuk cakram (CD) dan sebagaiya.

 

L. Sistem Evaluasi

Penilaian terhadap peserta didik harus dilakukan secara komprehensif dan berkelanjutan. Penilaian perkembangan aktualisasi dari kecerdasan istimewa yang dimiliki peserta didik dilakukan oleh guru dan psikolog. Penilaian yang dilakukan psikolog mencakup perkembangan dalam kepribadian, motivasi, minat, dan perilaku yang ditampilkan selama mengikuti proses pendidikan. Hasil penilaian yang disampaikan oleh psikolog dengan mempertimbangkan hasil penilaian dari para guru dapat berupa rekomendasi bagi peserta didik untuk tetap pada jalur pendidikan yang sekarang diikutinya atau beralih ke jalur yang lebih sesuai dengan perkembangan peserta didik.

Di samping penilaian yang terkait dengan aspek-aspek psikologis, penilaian juga dilakukan terhadap kemajuan belajar. Tujuan penilaian pada umumnya selain sebagai usaha untuk memberikan gambaran tentang perkembangan hasil belajar peserta didik dan untuk memperbaiki proses pembelajaran yang harus dilakukan, juga digunakan sebagai pengakuan terhadap kualitas pendidikan yang telah dicapai di suatu sekolah penyelenggara program akselerasi, yang ditunjukkan melalui sertifikasi.

Teknik penilaian yang dapat digunakan adalah penilaian berbasis kelas. Penilaian kelas adalah proses pengumpulan dan penggunaan informasi oleh guru untuk pemberian nilai terhadap hasil belajar peserta didik berdasarkan tahapan kemajuan belajarnya sehingga didapatkan potret/profil kemampuan peserta didik sesuai dengan daftar kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum. Penilaian kelas dilaksanakan secara terpadu dengan kegiatan belajar-mengajar. Penilaian dapat dilakukan baik dalam suasana formal maupun informal, di dalam kelas, di luar kelas, terintegrasi dalam kegiatan belajar-mengajar atau dilakukan pada waktu yang khusus.

Penilaian kelas dilaksanakan melalui berbagai cara, seperti tes tertulis (paper and penCI+BIl test), penilaian hasil kerja peserta didik melalui kumpulan hasil kerja (karya) peserta didik (portofolio), penilaian produk 3 dimensi, dan penilaian, unjuk kerja (performance) peserta didik. Penilaian kelas merupakan suatu proses yang dilakukan melalui langkah-langkah perencanaan, pengumpulan informasi melalui sejumlah bukti yang menunjukkan pencapaian hasil belajar peserta didik, pelaporan, dan penggunaan informasi tentang hasil belajar peserta didik.

Cara penilaian yang dilakukan untuk mengetahui kemampuan peserta didik harus dirancang dengan memperhatikan hal-hal berikut:

  1. Mengacu kepada kurikulum. Artinya penilaian yang dilakukan harus mengarah ke menilai kompetensi-kompetensi dasar yang ditentukan dalam kurikulum.
  2. Bersifat adil bagi seluruh peserta didik, tanpa membedakan latar belakang budaya, jenis kelamin, dan hal-hal lain yang tidak berkaitan dengan penilaian.
  3. Dapat memberi informasi yang lengkap sebagai umpan balik bagi guru guna perbaikan program pembelajaran dan pemberian bantuan kepada peserta didik secara perseorangan.
  4. Bermanfaat bagi peserta didik untuk mengetahui kekuatan dan kelemahannya.
  5. Dilaksanakan tanpa menekan peserta didik atau dalam suasana yang menyenangkan.
  6. Dapat diadministrasikan secara tepat dan efisien.

M. Pembiayaan

Pembiayaan untuk penyelenggaraan program CI+BI dapat berasal dari:

  1. Pemerintah Pusat
  2. Pemerintah Daerah
  3. Orang tua siswa
  4. Masyarakat

N. Pendirian Sekolah Baru

Setiap sekolah diberi peluang untuk menyelenggarakan program layanan untuk peserta didik CI+BI, dengan melakukan tahapan sebagai berikut:

  1. Melakukan sosialisasi dan persiapan
  2. Melakukan analisis SWOT
  3. Menyusun studi kelayakan, yang mencakup komponen-komponen:
    • Latar belakang dan tujuan pendirian program
    • Sumber input peserta didik
    • Kurikulum dan pengembangannya
    • Model Pembelajaran dan sistem penilaian
    • Ketersediaan dan serta kesiapan Tenaga pendidik dan kependidikan
    • Ketersediaan Fasilitas dan lingkungan penunjang penyelenggaraan program
    • Dukungan masyarakat dan perguruan tinggi
    • Sumber pembiayaan yang mencakup biaya operasional dan pengembangan
    • Mengajukan proposal kepada Dinas Pendidikan Propinsi dengan rekomendasi dari Dinas Kabupaten/Kota dan Asosiasi CI+BI+BI setempat

O. Tugas dan Fungsi Lembaga Terkait

1. Direktorat PSLB

  1. Membuat kebijakan dan strategi penyelenggaraan pendidikan khusus untuk siswa CI+BI melalui penyusunan dan penerbitan buku pedoman.
  2. Mensosialisasikan kebijakan dan strategi pengelolaan pendidikan khusus bagi siswa CI+BI kepada semua pihak.
  3. Mengkoordinasikan seluruh jajaran Dinas Pendidikan propinsi/ kabupaten/kota untuk menjalankan kebijakan tersebut.
  4. Melakukan monitoring dan evaluasi penyelenggaraan pendidikan khusus bagi siswa CI+BI
  5. Menerbitkan informasi secara berkala mengenai hasil pelaksanaan pendidikan untuk siswa CI+BI segara agregatif (nasional) maupun secara disagregatif (per wilayah/daerah)

2. Dinas Pendidikan Propinsi

  1. Mensosialisasikan kebijakan dan strategi pengelolaan pendidikan khusus bagi siswa CI+BI kepada semua pihak yang berada di wilayahnya
  2. Memberikan pelatihan kepada para penyelenggara dan pelaksana pendidikan khusus untuk siswa CI+BI.
  3. Menilai usulan dari sekolah/lembaga yang ingin menjadi penyelenggara pendidikan khusus untuk siswa CI+BI yang mendapatkan rekomendasi dari Dinas Pendidikan Kabupaten/kota dan Asosiasi CI+BI+BI wilayah.
  4. Menerbitkan surat ijin penyelenggaraan pendidikan khusus untuk siswa CI+BI
  5. Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan penyelenggaraan pendidikan khusus untuk siswa CI+BI serta pengembangannya di propinsi masing-masing.

3. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota

  1. Memberikan layanan kepada seluruh satuan pendidikan terkait dengan pengelolaan pendidikan khusus untuk siswa CI+BI.
  2. Memberikan rekomendasi untuk penerbitan ijin penyelenggaraan pendidikan khusus untuk siswa CI+BI kepada Dinas Pendidikan Propinsi.
  3. Melakukan pembinaan kepada sekolah penyelenggara pendidikan khusus untuk siswa CI+BI.
  4. Melakukan monitoring dan evaluasi penyelenggara pendidikan khusus untuk siswa CI+BI
  5. Memberi akses/kemudahan bagi siswa CI+BI untuk masuk satuan pendidikan penyelenggara CI+BI melalui sistem PSB online maupun PSB lainnya.
  6. Menyusun laporan pelaksanaan pendidikan khusus untuk siswa CI+BI wilayahnya.

4. Perguruan Tinggi

  1. Memberikan pendampingan dalam penyelenggaraan pendidikan khusus untuk siswa CI+BI, khususnya bidang MIPA dan psikologi.
  2. Memberi akses kepada siswa dan guru penyelenggara pendidikan khusus untuk siswa CI+BI untuk pengembangan ilmu dan kompetensi melalui pembelajaran, praktek laboratorium dan penelitian.
  3. Memberi akses kepada siswa CI+BI yang lulus SMA/MA untuk masuk ke pergutuan tinggi yang bersangkutan tanpa tes.

5. Asosiasi CI+BI

  1. Memberikan masukan kepada Direktorat PSLB/Dinas Pendidikan Propinsi/Kabupaten/Kota dalam menyusun program peningkatan mutu pengelolaan dan penyelenggaraan Pendidikan Khusus bagi siswa CI+BI.
  2. Membantu Direktorat PSLB/Dinas Pendidikan Propinsi/Kabupaten/Kota dalam melakukan penyusunan naskah-naskah yang berkaitan dengan Pendidikan Khusus bagi siswa CI+BI.
  3. Membantu Direktorat PSLB/Dinas Pendidikan Propinsi/Kabupaten/Kota dalam penyelenggaraan workshop, seminar, pelatihan dan kegiatan lainnya yang terkait dengan Pendidikan Khusus bagi siswa CI+BI.
  4. Membantu Direktorat PSLB/Dinas Pendidikan Propinsi/Kabupaten/Kota dalam penyusunan berbagai instrumen terkait dengan kegiatan monitoring, evaluasi, dan supervisi Pendidikan Khusus bagi siswa CI+BI.
  5. Membantu Direktorat PSLB/Dinas Pendidikan Propinsi/Kabupaten/Kota dalam pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan supervisi Pendidikan Khusus  bagi siswa CI+BI.
  6. Membantu Direktorat PSLB/Dinas Pendidikan Propinsi/Kabupaten/Kota dalam melakukan verifikasi atas pengajuan ijin pembukaan program Pendidikan Khusus bagi siswa CI+BI.
  7. Membantu Direktorat PSLB/Dinas Pendidikan Propinsi/Kabupaten/Kota dalam melakukan pembinaan kepada sekolah penyelenggara program Pendidikan Khusus bagi siswa CI+BI.

6. Sekolah

  1. Menyusun rencana dan program pelaksanan pendidikan khusus untuk siswa CI+BI dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders)
  2. Mengkoordinasi dan menyerasikan segenap sumber daya yang ada di sekolah dan di luar sekolah untuk mengefektifkan pelaksanan pendidikan khusus untuk siswa CI+BI
  3. Melaksanakan pengawasan dan pembimbingan kepada siswa CI+BI
  4. Melakukan evaluasi tahunan untuk menilai tingkat ketercapaian sasaran program pelaksanan pendidikan khusus untuk siswa CI+BI yang telah ditetapkan. Hasil evaluasi ini digunakan untuk menentukan program pengembangan di tahun berikutnya.
  5. Menyusun laporan pelaksanan pendidikan khusus untuk siswa CI+BI secara lengkap untuk disampaikan kepada pihak-pihak terkait: Direktorat PSLB, Dinas Pendikan Propinsi/Kabupaten/Kota, Asosiasi CI+BI+BI, Komite Sekolah dan lainnya.

P. Monitoring, Evaluasi dan Supervisi

Monitoring dan evaluasi merupakan bagian integra dari penyelenggaraan pendidikan khusus bagi siswa CI+BI. Hal ini dilandasi pemikiran bahwa melalui kegiatan monitoring dan evaluasi dapat diukur tingkat kemajuan dari program CI+BI. Tanpa pengukuran, tidak ada alasan untuk mengatakan apakah sekolah mengalami kemajuan atau tidak. Monitoring dan evaluasi akan menghasilkan informasi yang dapat digunakan guna mengambil keputusan. Hasil monitoring juga dapat memberikan rekomendasi perbaikan konsep dan pelaksanan pendidikan khusus untuk siswa CI+BI.

Pengumpulan data monitoring dan evaluasi dapat dilakukan dengan menggunakan 4 cara, yaitu: pengisian angket, studi dokumen, obrservasi dan wawancara.

1. Pelaksana monitoring dan evaluasi

Monitoring dan evaluasi dapat dilakukan oleh: Direktorat PSLB, Dinas Pendidikan Propinsi/kabupaten/kota, dan Asosiasi CI+BI.

2. Aspek yang dimonitoring dan evaluasi

Aspek yang monitoring dan evaluasi mencakup aspek input, prosses dan output.

3. Waktu pelaksanaan

Waktu pelaksanaan monitoring dan evaluasi diatur oleh pihak-pihak terkait dengan memperhatikan proses pembelajaran di sekolah dan koordinasi.

4. Instrumen monitoring dan evaluasi

Instrumen monitoring dan evaluasi disiapkan oleh pihak-pihak yang melakukan monitoring dan evualasi sesuai dengan kepentingan supervisi dan pengembangan.

5. Pelaporan

Pelaporan kegiatan monitoring dan evaluasi penyelenggaraan pendidikan khusus untuk siswa CI+BI disampaikan kepada: Direktorat PSLB, Dinas Pendidikan Propinsi/Kabupaten/Kota, Asosiasi CI+BI dan pihak lain yang terkait.

Read Full Post »

40. PUASA 60 (ENAM) HARI PADA BULAN SYAWAL
“Barangsiapa melakukan puasa Ramadhan, lalu ia mengiringinya dengan puasa 6 hari pada bulan Syawal maka hal itu seperti puasa sepanjang masa”
HR. Muslim, 1164.

41. PUASA `ARAFAT
“Puasa pada hari `Arafat (9 Dzulhijjah) dapat melebur (dosa-dosa) tahun yang lalu dan yang akan datang” HR. Muslim, No. 1162.

42. PUASA `ASYURA
“Dan dengan puasa hari `Asyura (10 Muharram) saya berharap kepada Allah dapat melebur dosa-dosa setahun sebelumnya” HR. Muslim,No. 1162.

43. MEMBERI HIDANGAN BERBUKA BAGI ORANG YANG BERPUASA
“Barangsiapa yang memberi hidangan berbuka bagi orang yang berpuasa maka baginya pahala seperti pahala orang berpuasa itu, dengan tidak mengurangi pahalanya sedikitpun” HR. Tirmidzi, No. 807.

44. SHALAT DI MALAM LAILATUL QADR
“Barangsiapa mendirikan shalat di (malam) Lailatul Qadr karena iman dan mengharap pahala, niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu”
HR. Bukhari Juz. IV/No. 221 dan HR. Muslim, No. 1165.

45. SEDEKAH
“Sedekah itu menghapuskan kesalahan sebagaimana air memadamkan api”
HR. Tirmidzi, No. 2616.

46. HAJI DAN UMRAH
“Dari umrah ke umrah berikutnya merupakan kaffarah (penebus dosa) yang terjadi di antara keduanya, dan haji yang mabrur tidak ada balasan baginya kecuali surga” HR. Muslim, No. 1349.

47. BERAMAL SHALIH PADA 10 HARI BULAN DZULHIJJAH
“Tiada hari-hari, beramal shalih pada saat itu lebih dicintai Allah daripada hari-hari ini, yaitu 10 hari pada bulan Dzulhijjah. Para sahabat bertanya: “Dan tidak (pula) jihad di jalan Allah? Beliau bersabda: “Tidak (pula) jihad di jalan Allah, kecuali orang yang keluar dengan jiwa dan hartanya kemudian ia tidak kembali lagi dengan membawa sesuatu apapun”
HR. Bukhari, Juz. II/No. 381.

48. JIHAD DI JALAN ALLAH
“Bersiap siaga satu hari di jalan Allah adalah lebih baik daripada dunia dan seisinya, dan tempat pecut salah seorang kalian di surga adalah lebih baik daripada dunia dan seisinya” HR. Bukhari, Juz. VI/No. 11.

49. INFAQ DI JALAN ALLAH
“Barangsiapa membantu persiapan orang yang berperang maka ia (termasuk) ikut berperang, dan barangsiapa membantu mengurusi keluarga orang yang berperang, maka iapun (juga) termasuk ikut berperang” HR. Bukhari, Juz.VI/No. 37 dan HR. Muslim, No. 1895.

50. MENSHALATI MAYIT DAN MENGIRINGI JENAZAH
“Barangsiapa ikut menyaksikan jenazah sampai dishalatkan maka ia memperoleh pahala satu qirat, dan barangsiapa yang menyaksikannya sampai dikubur maka baginya pahala dua qirat. Lalu dikatakan: “Apakah dua qirat itu?”, beliau menjawab: ((Seperti dua gunung besar))” HR. Bukhari, Juz. III/No. 158.

51. MENJAGA LIDAH DAN KEMALUAN
“Siapa yang menjamin bagiku “sesuatu” antara dua dagunya dan dua selangkangannya, maka aku jamin baginya surga”
HR. Bukhari, Juz. II/No. 264 dan HR. Muslim, No. 265.

52. KEUTAMAAN MENGUCAPKAN LAA ILAHA ILLALLAH DAN SUBHANALLAH WA BI HAMDIH
“Barangsiapa mengucapkan:
((لاَ إلهَ إلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ)) sehari seratus kali, maka baginya seperti memerdekakan 10 budak, dan dicatat baginya 100 kebaikan,dan dihapus darinya 100 kesalahan, serta doanya ini menjadi perisai baginya dari syaithan pada hari itu sampai sore. Dan tak seorangpun yang mampu menyamai hal itu, kecuali seseorang yang melakukannya lebih banyak darinya”. Dan beliau bersabda: “Barangsiapa mengucapkan: (( سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ )) satu hari 100 kali, maka dihapuskan dosa-dosanya sekalipun seperti buih di lautan”
HR. Bukhari, Juz. II/No. 168 dan HR. Muslim, No. 2691.

53. MENYINGKIRKAN GANGGUAN DARI JALAN
“Saya telah melihat seseorang bergelimang di dalam kenikmatan surga dikarenakan ia memotong pohon dari tengah-tengah jalan yang mengganggu orang-orang” HR. Muslim.

54. MENDIDIK DAN MENGAYOMI ANAK PEREMPUAN
“Barangsiapa memiliki tiga anak perempuan, di mana ia melindungi, menyayangi, dan menanggung beban kehidupannya maka ia pasti akan mendapatkan surga” HR. Ahmad dengan sanad yang baik.

55. BERBUAT BAIK KEPADA HEWAN
“Ada seseorang melihat seekor anjing yang menjilat-jilat debu karena kehausan maka orang itu mengambil sepatunya dan memenuhinya dengan air kemudian meminumkannya pada anjing tersebut, maka Allah berterimakasih kepadanya dan memasukkannya ke dalam surga” HR. Bukhari.

57. MENINGGALKAN PERDEBATAN
“Aku adalah pemimpin rumah di tengah surga bagi siapa saja yang meninggalkan perdebatan padahal ia dapat memenangkannya”HR. Abu Daud.

58. MENGUNJUNGI SAUDARA-SAUDARA SEIMAN
((Maukah aku beritahukan kepada kalian tentang para penghuni surga? Mereka berkata: “Tentu wahai Rasulullah”, maka beliau bersabda: “Nabi itu di surga, orang yang jujur di surga, dan orang yang mengunjungi saudaranya yang sangat jauh dan dia tidak mengunjunginya kecuali karena Allah maka ia di surga”)) Hadits hasan, riwayat At-Thabrani.

59. KETAATAN SEORANG ISTRI TERHADAP SUAMINYA
“Apabila seorang perempuan menjaga shalatnya yang lima waktu, berpuasa di bulan Ramadhan, dan menjaga kemaluannya serta menaati suaminya maka ia akan masuk surga melalui pintu mana saja yang ia kehendaki” HR. Ibnu Hibban, hadits shahih.

60. TIDAK MEMINTA-MINTA KEPADA ORANG LAIN
“Barangsiapa yang menjamin dirinya kepadaku untuk tidak meminta-minta apapun kepada manusia maka aku akan jamin ia masuk surga”
Hadits shahih, riwayat Ahlus Sunan.

Judul Asli: 60 باباً من أبواب الأجر وكفارات الخطايا – دار الوطن
Diterjemahkan oleh: Abdurrauf Amak Lc.

Read Full Post »

22. MENANGGUNG BEBAN HIDUP ANAK YATIM
“Saya dan penanggung beban hidup anak yatim itu di surga seperti begini,” seraya beliau menunjukan kedua jarinya: jari telunjuk dan jari tengah.
HR. Bukhari, Juz. X/No. 365.

23. WUDHU`
“Barangsiapa yang berwudhu`, kemudian ia memperbagus wudhu`nya maka keluarlah dosa-dosanya dari jasadnya, hingga keluar dari ujung kukunya”
HR. Muslim, No. 245.

24. BERSYAHADAT SETELAH BERWUDHU`
((Barangsiapa berwudhu` lalu memperbagus wudhu`nya kemudian ia mengucapkan:
أشْهَدُ أنْ لاَّ إلهَ إلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأشْهَدُ أنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ ورَسُوْلُُُهُ،
اَللَّهُمَّ اجْعَلْنِيْ مِنَ التَّوَّابِيْنَ وَاجْعَلْنِيْ مِنَ الْمُتَطَهِّرِيْنَ

(Saya bersaksi bahwa tiada Tuhan yang haq selain Allah tiada sekutu bagi-Nya, dan saya bersaksi bahwa Muhammad hamba dan utusan-Nya,Ya Allah jadikanlah aku termasuk orang yang bertobat dan jadikanlah aku termasuk orang-orang yang bersuci,” maka dibukakan baginya pintu-pintu surga dan ia dapat memasukinya dari pintu mana saja yang ia kehendaki”
HR. Muslim, No. 234.

25. MENGUCAPKAN DO`A SETELAH AZAN
“Barangsiapa mengucapkan do`a ketika ia mendengar seruan azan:
اَللَّهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ والصَّلاَةِ القَائِمَةِ, آتِ مُحَمَّداً الْوَسِيْلَةَ وَالْفَضِيْلَةَ وَابْعَثْهُ مَقَاماً مَّحْمُوْداً الَّذِيْ وَعَدتَّهُ
((Ya Allah pemilik panggilan yang sempurna dan shalat yang ditegakkan, berilah Muhammad wasilah (derajat paling tinggi di surga) dan kelebihan, dan bangkitkanlah ia dalam kedudukan terpuji yang telah Engkau janjikan kepadanya)) maka ia berhak mendapatkan syafa`atku pada hari kiamat”
HR. Bukhari, Juz. II/No. 77.

26. MEMBANGUN MASJID
“Barangsiapa membangun masjid karena mengharapkan keridhaan Allah maka dibangunkan baginya yang serupa di surga” HR. Bukhari, No. 450.

27. BERSIWAK
“Seandainya saya tidak mempersulit umatku niscaya saya perintahkan mereka untuk bersiwak pada setiap shalat” HR. Bukhari II/No. 331 dan HR. Muslim, No. 252.

28. BERANGKAT KE MASJID
“Barangsiapa berangkat ke masjid pada waktu pagi atau sore, niscaya Allah mempersiapkan baginya tempat persinggahan di surga setiap kali ia berangkat pada waktu pagi atau sore” HR. Bukhari, Juz. II/No. 124 dan HR. Muslim, No. 669.

29. SHALAT LIMA WAKTU
“Tiada seorang muslim kedatangan waktu shalat fardhu kemudian ia memperbagus wudhu`nya, kekhusyu`annya dan ruku`nya kecuali hal itu menjadi pelebur dosa-dosa yang dilakukan sebelumnya selama ia tidak dilanggar suatu dosa besar. Dan yang demikian itu berlaku sepanjang masa” HR. Muslim, No. 228.

30. SHALAT SUBUH DAN ASHAR
“Barangsiapa shalat pada dua waktu pagi dan sore (subuh dan ashar) maka ia masuk surga” HR. Bukhari, Juz. II/No. 43.

31. SHALAT JUM`AT
“Barangsiapa berwudhu` lalu memperindahnya, kemudian ia menghadiri shalat Jum`at, mendengar dan menyimak (khutbah) maka diampuni dosanya yang terjadi antara Jum`at pada hari itu dengan Jum`at yang lain dan ditambah lagi tiga hari” HR. Muslim, 857.

32. SAAT DIKABULKANNYA PERMOHONAN PADA HARI JUM`AT
“Pada hari ini terdapat suatu saat bilamana seorang hamba muslim bertepatan dengannya sedangkan ia berdiri shalat seraya bermohon kepada Allah sesuatu, tiada lain ia akan dikabulkan permohonannya”
HR. Bukhari, Juz. II/No. 344 dan HR. Muslim, No. 852.

33. MENGIRINGI SHALAT FARDHU DENGAN SHALAT SUNNAT RAWATIB
“Tiada seorang hamba muslim shalat karena Allah setiap hari 12 rakaat sebagai shalat sunnat selain shalat fardhu, kecuali Allah membangunkan baginya rumah di surga” HR. Muslim, No. 728.

34. SHALAT 2 (DUA) RAKAAT SETELAH MELAKUKAN DOSA
“Tiada seorang hamba yang melakukan dosa, lalu ia berwudhu` dengan sempurna kemudian berdiri melakukan shalat 2 rakaat, lalu memohon ampunan Allah, melainkan Allah mengampuninya” HR. Abu Daud, No.1521.

35. SHALAT MALAM
“Shalat yang paling afdhal setelah shalat fardhu adalah shalat malam”
HR. Muslim, No. 1163.

36. SHALAT DHUHA
“Setiap persendian dari salah seorang di antara kalian pada setiap paginya memiliki kewajiban sedekah, sedangkan setiap tasbih itu sedekah, setiap tahmid itu sedekah, setiap tahlil itu sedekah, setiap takbir itu sedekah, memerintahkan kepada yang makruf itu sedekah dan mencegah dari yang mungkar itu sedekah, tetapi semuanya itu dapat terpenuhi dengan melakukan shalat 2 rakaat dhuha” HR. Muslim, No. 720.

37. SHALAWAT KEPADA NABI SAW
“Barangsiapa bershalawat kepadaku satu kali maka Allah membalas shalawatnya itu sebanyak 10 kali” HR. Muslim, No. 384.

38. PUASA
“Tiada seorang hamba berpuasa satu hari di jalan Allah melainkan Allah menjauhkannya karena puasa itu dari neraka selama 70 tahun” HR. Bukhari, Juz. VI/No. 35.

39. PUASA 3 (TIGA) HARI PADA SETIAP BULAN
“Puasa 3 (tiga) hari pada setiap bulan merupakan puasa sepanjang masa”
HR. Bukhari, Juz. IV/No. 192 dan HR. Muslim, No. 1159.
(Bersambung ke edisi berikutnya ….)

Judul Asli: 60 باباً من أبواب الأجر وكفارات الخطايا – دار الوطن
Diterjemahkan oleh: Abdurrauf Amak Lc.

Read Full Post »

Segala puji bagi Allah Rabb alam semesta, shalawat dan salam semoga tetap tercurah kepada Nabi dan utusan yang paling mulia.

Risalah ini ditujukan kepada setiap muslim yang beribadah kepada Allah semata dan tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Tujuan utama yang sangat urgen bagi setiap muslim adalah ia keluar meninggalkan dunia fana ini dengan ampunan Allah dari segala dosa sehingga Allah tidak menghisabnya pada hari Kiamat, dan memasukkannya ke dalam surga kenikmatan, hidup kekal didalamnya, tidak keluar selama-lamanya.
Di dalam risalah yang sederhana ini kami sampaikan beberapa amalan yang dapat melebur dosa dan membawa pahala yang besar, yang kesemuanya bersumber dari hadist-hadist yang shahih. Kita bermohon kepada Allah yang Maha Hidup, yang tiada Tuhan yang haq selain Dia, untuk menerima segala amalan kita. Sesungguhnya Ia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

1. TAUBAT
“Barangsiapa yang bertobat sebelum matahari terbit dari barat, niscaya Allah akan mengampuninya” HR. Muslim, No. 2703.
“Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla menerima tobat seorang hamba selama ruh belum sampai ketenggorokan”.

2. KELUAR UNTUK MENUNTUT ILMU
“Barangsiapa menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu, niscaya Allah memudahkan baginya dengan (ilmu) itu jalan menuju surga” HR. Muslim, No. 2699.


3. SENANTIASA MENGINGAT ALLAH

“Inginkah kalian aku tunjukkan kepada amalan-amalan yang terbaik, tersuci disisi Allah, tertinggi dalam tingkatan derajat, lebih utama daripada mendermakan emas dan perak, dan lebih baik daripada menghadapi musuh lalu kalian tebas batang lehernya, dan merekapun menebas batang leher kalian. Mereka berkata: “Tentu”, lalu beliau bersabda: (( Zikir kepada Allah Ta`ala ))” HR. At Turmidzi, No. 3347.

4. BERBUAT YANG MA`RUF DAN MENUNJUKKAN JALAN KEBAIKAN
“Setiap yang ma`ruf adalah shadaqah, dan orang yang menunjukkan jalan kepada kebaikan (akan mendapat pahala) seperti pelakunya” HR. Bukhari, Juz. X/ No. 374 dan Muslim, No. 1005.

5. BERDA`WAH KEPADA ALLAH
“Barangsiapa yang mengajak (seseorang) kepada petunjuk (kebaikan), maka baginya pahala seperti pahala orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun” HR. Muslim, No. 2674.

6. MENGAJAK YANG MA`RUF DAN MENCEGAH YANG MUNGKAR.
“Barangsiapa diantara kalian melihat suatu kemungkaran, maka hendaklah ia mengubah kemungkaran itu dengan tangannya, jika ia tidak mampu maka dengan lisannya, jika ia tidak mampu (pula) maka dengan hatinya dan itu adalah selemah-lemahnya iman” HR. Muslim, No. 804.

7. MEMBACA AL QUR`AN
“Bacalah Al Qur`an, karena sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat untuk memberikan syafa`at kepada pembacanya” HR. Muslim, No. 49.

8. MEMPELAJARI AL QUR`AN DAN MENGAJARKANNYA
“Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari Al Qur`an dan mengajarkannya” HR. Bukhari, Juz. IX/No. 66.

9. MENYEBARKAN SALAM
“Kalian tidak akan masuk surga sehingga beriman, dan tidaklah kalian beriman (sempurna) sehingga berkasih sayang. Maukah aku tunjukan suatu amalan yang jika kalian lakukan akan menumbuhkan kasih sayang di antara kalian? (yaitu) sebarkanlah salam” HR. Muslim, No.54.

10. MENCINTAI KARENA ALLAH
“Sesungguhnya Allah Ta`ala berfirman pada hari kiamat: ((Di manakah orang-orang yang mencintai karena keagungan-Ku? Hari ini Aku akan menaunginya dalam naungan-Ku, pada hari yang tiada naungan selain naungan-Ku))” HR. Muslim, No. 2566.

11. MEMBESUK ORANG SAKIT
“Tiada seorang muslim pun membesuk orang muslim yang sedang sakit pada pagi hari kecuali ada 70.000 malaikat bershalawat kepadanya hingga sore hari, dan apabila ia menjenguk pada sore harinya mereka akan shalawat kepadanya hingga pagi hari, dan akan diberikan kepadanya sebuah taman di surga” HR. Tirmidzi, No. 969.

12. MEMBANTU MELUNASI HUTANG
“Barangsiapa meringankan beban orang yang dalam kesulitan maka Allah akan meringankan bebannya di dunia dan di akhirat” HR. Muslim, No.2699.

13. MENUTUP AIB ORANG LAIN
“Tidaklah seorang hamba menutup aib hamba yang lain di dunia kecuali Allah akan menutupi aibnya di hari kiamat” HR. Muslim, No. 2590.

14. MENYAMBUNG TALI SILATURAHMI
“Silaturahmi itu tergantung di `Arsy (Singgasana Allah) seraya berkata: “Barangsiapa yang menyambungku maka Allah akan menyambung hubungan dengannya, dan barangsiapa yang memutuskanku maka Allah akan memutuskan hubungan dengannya”
HR. Bukhari, Juz. X/No. 423 dan HR. Muslim, No. 2555.

15. BERAKHLAK YANG BAIK
“Rasulullah SAW ditanya tentang apa yang paling banyak memasukkan manusia ke dalam surga, maka beliau menjawab: “Bertakwa kepada Allah dan berbudi pekerti yang baik” HR. Tirmidzi, No. 2003.

16. JUJUR
“Hendaklah kalian berlaku jujur karena kejujuran itu menunjukan kepada kebaikan, dan kebaikan menunjukan jalan menuju surga”
HR. Bukhari Juz. X/No. 423 dan HR. Muslim., No. 2607.

17. MENAHAN MARAH
“Barangsiapa menahan marah padahal ia mampu menampakkannya maka kelak pada hari kiamat Allah akan memanggilnya di hadapan para makhluk dan menyuruhnya untuk memilih bidadari yang ia sukai” HR. Tirmidzi, No. 2022.

18. MEMBACA DO`A PENUTUP MAJLIS
“Barangsiapa yang duduk dalam suatu majlis dan banyak terjadi di dalamnya kegaduhan lalu sebelum berdiri dari duduknya ia membaca do`a:

(Maha Suci Engkau Ya Allah dan dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa Tidak ada Ilah (Tuhan) yang berhak disembah kecuali Engkau, aku memohon ampun dan bertobat kepada-Mu) melainkan ia akan diampuni dari dosa-dosanya selama ia berada di majlis tersebut” HR. Tirmidzi, Juz III/No. 153.

19. SABAR
“Tidaklah suatu musibah menimpa seorang muslim baik berupa malapetaka, kegundahan, rasa letih, kesedihan, rasa sakit, kesusahan sampai-sampai duri yang menusuknya kecuali Allah akan melebur dengannya kesalahan-kesalahannya” HR. Bukhari, Juz. X/No. 91.

20. BERBAKTI KEPADA KEDUA ORANG TUA
“Sangat celaka, sangat celaka, sangat celaka…! Kemudian ditanyakan: Siapa ya Rasulullah?, beliau bersabda: ((Barangsiapa yang mendapati kedua orang tuanya atau salah satunya di masa lanjut usia kemudian ia tidak bisa masuk surga))” HR. Muslim, No. 2551.

21. BERUSAHA MEMBANTU PARA JANDA DAN MISKIN
“Orang yang berusaha membantu para janda dan fakir miskin sama halnya dengan orang yang berjihad di jalan Allah” dan saya (perawi-pent) mengira beliau berkata: ((Dan seperti orang melakukan qiyamullail yang tidak pernah jenuh, dan seperti orang berpuasa yang tidak pernah berbuka” HR. Bukhari, Juz. X/No. 366. (Bersambung ke edisi berikutnya ….)

Judul Asli: 60 “baaban min abwabi Al-ajri wan kaffaraati al-khataya”- daarul wathan
Diterjemahkan oleh: Abdurrauf Amak Lc.

Read Full Post »

(BAGIAN KEDUA)

Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam, shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Rasulullah y, beserta para keluarga, sahabat, dan orang-orang yang tetap istiqomah menegakkan risalah yang dibawanya hingga akhir zaman.

Tujuan tertinggi dari setiap muslim dalam meniti hidup dan kehidupannya adalah meraih kemenangan besar di akhirat kelak dengan mendapatkan surga Allah k yang penuh dengan kenikmatan tiada tara dan terselamatkan dari siksa neraka yang sangat pedih. Kemenangan besar yang sangat ditentukan dengan kadar keta`atan seorang hamba kepada Allah k dan rasul-Nya. Firman Allah :

“Dan barangsiapa menta’ati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.” (QS. 33:71)

“Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga maka sungguh ia telah beruntung.” (QS. 3:185)

Pada edisi ini, kami mencoba untuk menginventarisir beberapa amalan-amalan ahli surga di dunia yang termuat dalam Al-Qur`an dan As-Sunnah, dengan harapan dapat memotivasi dan ditindaklanjuti oleh kita bersama yang mengharapkan surga Allah k.

5. Menuntut ilmu syar`i yang sesuai dengan Al-Qur`an dan As-Sunnah disertai implementasinya dalam kehidupan.

Dari Abu Umamah berkata : saya telah mendengar Rasulullah n berkhutbah pada haji wada` maka beliau n bersabda :

“Barangsiapa meniti suatu jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah memudahkan jalan baginya ke surga.” H.R. Muslim.

6. Berwudhu` secara sempurna dan dilanjuti dengan membaca syahadatain setelah selesai berwudhu`.
Dari Umar bin Khaththab z bahwa Nabi bersabda :

“Tidaklah salah satu diantara kalian yang berwudhu`, lalu disempurnakan wudhu`nya itu, sesudah itu dia berucap : “Asyhadu an la ilaha illallah, wa anna Muhammadan `abdullah wa rasuluhu (Saya bersaksi bahwa tiada Tuhan yang haq untuk disembah kecuali Allah dan bahwa Muhammad adalah seorang hamba dan rasul-Nya) melainkan dibukakan baginya 8 pintu surga yang dapat dimasukinya dari mana saja menurut kehendaknya.” H.R. Muslim.

7. Kontinue dalam melaksanakan shalat nafilah (sunnat) sebelum maupun sesudah shalat fardhu (sunnah rawatib ba`diyah dan qabliyah).
Dari Ummu Habibah x berkata : Saya mendengar Rasulullah n bersabda :

“Siapa yang mengerjakan shalat 12 raka`at sehari semalam, akan dibuatkan oleh Allah untuknya rumah di surga.” H.R. Muslim.

12 raka`at itu terdiri dari 4 raka`at sebelum shalat Zhuhur, 3 raka`at setelahnya, dan 2 raka`at setelah shalat Magrib dan 2 raka`at setelah shalat Isya, serta 2 raka`at sebelum shalat Shubuh sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh At-Tirmidzi.
8. Membangun masjid semata-mata karena Allah k.

Barangsiapa membangun masjid dalam rangka mencari keridhaan Allah semata, maka Allah akan membuatkan pula baginya rumah di surga.” H.R. Bukhari dan Muslim.

9. Menyantuni dan memelihara anak yatim serta peduli terhadap kebutuhan-kebutuhan hidup mereka.
Dari Abu Hurairah z berkata : Rasulullah n bersabda :

“Pengasuh anak yatim, baik yatimnya sendiri atau anak yatin orang lain dengan saya di surga seperti ini, sambil menunjukkan (perawi hadits ini yaitu) Malik kedua jarinya, telunjuk dan jari tengah.” H.R. Muslim.

10. Beriman kepada Allah dan hari Akhir, berinteraksi sosial dengan sikap yang seperti kita inginkan bagaiman mereka harus bersikap kepada kita.
Dari Abdullah bin Umar r,ahuma berkata: Rasulullah n bersabda :

Siapa yang ingin bebas dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka hendaklah dia berjasa kepada umat manusia sesuai dengan yang diinginkan oleh masyarakat itu dan dia beriman kepada Allah dan hari Akhir.” H.R. Muslim.

11. Menyebarkan salam, memberikan makan fakir miskin dan menjalin tali silaturahmi serta shalat malam (tahajjud).
Dari Abdullah bin Salam z bahwa Nabi n bersabda :

Wahai umat manusia, sebarkan salam, berilah makan, jalinlah tali silaturahmi, shalat tahajudlah di saat manusia tertidur lelap, maka kalian akan masuk surga.” H.R. At-Tirmidzi dan berkata hadits hasan shahih.

12. Berperangai baik, bersikap lembut dan tawadhu` (rendah hati) kepada Allah k maupun antar sesama hamba.

Dari Abu Hurairah z nahwa Nabi n pernah ditanya mengenai hal apa yang paling banyak memasukkan manusi ke dalam surga, beliau menjawab : “Taqwa kepada Allah dan berakhlaq baik.” H.R. At-Tirmidza dan Ibnu Hibban dalam shahihnya.

Dari Abdurrahman bin `Auf z berkata : Rasulullah n bersabda : (“Jika seorang wanita melakukan 5 shalat fardhu, berpuasa Ramadhan satu bulan penuh dan menjaga kemaluannya serta menta`ati suaminya maka kelak ia akan masuk surga dari segala pintu yang ia kehendaki.”

Read Full Post »

(BAGIAN PERTAMA)

Tujuan tertinggi dari setiap muslim dalam meniti hidup dan kehidupannya adalah meraih kemenangan besar di akhirat kelak dengan mendapatkan surga Allah k yang penuh dengan kenikmatan tiada tara dan terselamatkan dari siksa neraka yang sangat pedih. Kemenangan besar yang sangat ditentukan dengan kadar keta`atan seorang hamba kepada Allah k dan rasul-Nya. Firman Allah :

“Dan barangsiapa menta’ati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.” (QS. 33:71)

“Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga maka sungguh ia telah beruntung.” (QS. 3:185)

Pada edisi ini, kami mencoba untuk menginventarisir beberapa amalan-amalan ahli surga di dunia yang termuat dalam Al-Qur`an dan As-Sunnah, dengan harapan dapat memotivasi dan ditindaklanjuti oleh kita bersama yang mengharapkan surga Allah k, sebagaimana

Rasulullah bersabda :

“Tidak seorang jua pun di antara kamu melainkan tempatnya telah ditentukan Allah di surga atau di neraka. Maka bertanya seorang sahabat, “Ya Rasulullah ! Kalau begitu apakah tidak lebih baik kita diam saja menunggu suratan taqdir nasib kita tanpa beramal.” Jawab Beliau , “Orang yang telah ditetapkan Allah menjadi orang bahagia, adalah karena ia beramal dengan amalan orang yang berbahagia, dan orang yang telah ditetapkan Allah menjadi orang yang celaka adalah karena ia beramal dengan amalan orang celaka. Karena itu beramallah ! Semua sarana telah disediakan. Ada pun orang-orang bahagia, mereka dimudahkan untuk mengamalkan amalan-amalan orang berbahagia. Dan orang-orang celaka, mereka dimudahkan untuk beramal dengan amalan orang-orang celaka; kemudian beliau n membaca ayat : “Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertaqwa, dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga), maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah. Dan adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup, serta mendustakan pahala yang terbaik, maka kelak Kami akan menyiapkan baginya (jalan) yang sukar.” (QS. 92:5-10)” H.R.Muslim.

Beberapa amalan penduduk surga di dunia secara umum :

1. Bertaqwa kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa. Allah berfirman :
“Sesungguhnya bagi orang-orang yang bertaqwa (disediakan) surga-surga yang penuh kenikmatan di sisi Rabbnya.” (QS. 68:34)

2. Beriman dan beramal dengan ikhlash serta sesuai dengan yang diajarkan Rasulullah n.

Firman Allah :
“Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rezki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan:”Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu”. Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada isteri-isteri yang suci dan mereka kekal di dalamnya.” (QS. 2:25)

Dari Abu Hurairah z bahwa Rasulullah n bersabda :

(Setiap umatku masuk ke dalam surga kecuali yang enggan, para sahabat bertanya : “Siapa yang enggan itu wahai Rasulullah ?” Beliau n menjawab : “Siapa yang ta`at kepadaku niscaya ia masuk surga, dan siapa yang bermaksiat (melanggar) kepadaku maka sesungguhnya dia lah orangnya yang enggan itu.”) H.R. Bukhari.

3. Merefleksikan seluruh perintah Allah k, menjauhkan seluruh larangan-Nya dan melaksanakn hal-hal yang diwajibkan serta meninggalkan hal-hal yang diharamkan.

Dari Jabir katanya seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah n: Bagaimana pendapatmu, apabila aku telah melakukan shalat wajib, dan berpuasa Ramadhan, aku halalkan yang halal dan aku haramkan yang haram, dan tidak kutambah yang demikian itu dengan yang lainnya, dapatkah aku masuk surga ? Jawab beliau : “Ya, dapat !.” H.R. Muslim.

Beberapa amalan penduduk surga di dunia secara terperinci :

1. Bertobat dan memohon ampunan kepada Allah kdari seluruh dosa dan kesalahan. Senang bersedekah, mampu menahan amarah serta memiliki sifat pemaaf.

Allah berfirman :
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Rabbmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah – Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengatahui. Mereka itu balasannya ialah ampunan dari Rabb mereka dan surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah sebaik-baik pahala orang-orang yang beramal.” (QS. 3:133-136).

2. Berhijrah dari keburukan (jahiliyah) kepada kebaikan (islam), serta berjihad dengan harta dan jiwa demi meninggikan kalimatullah.

“Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah; dan itulah orang-orang yang mendapatkan kemenangan. Rabb mereka mengembirakan mereka dengan memberikan rahmat daripada-Nya, keridhoan dan surga, mereka memperoleh di dalamnya kesenangan yang kekal, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.” (QS. 9:20-22)

3. Istiqomah dalam keta`atan dan bersungguh-sungguh dalam menjalankannya. Firman Allah :

Sesunguhnya orang-orang yang mengatakan : “Rabb kami ialah Allah”, kemudian mereka tetap istiqamah maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita. Mereka itulah penghuni-penghuni surga, mereka kekal di dalamnya; sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. 46:13-14)

4. Khusyu` dalam shalat, meninggalkan perbuatan yang tidak berguna dan membayar zakat, menjaga kemaluan serta memelihara amanah. Firman Allah :

“Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu’ dalam shalatnya, dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna, dan orang-orang yang menunaikan zakat, dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela. Barangsiapa mencari yang di balik itu maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas. Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya, dan orang-orang yang memelihara shalatnya. Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi, (QS. (ya’ni) yang akan mewarisi surga Firdaus. Mereka kekal di dalamnya.” (QS. 23:1-11)

Diriwayatkan dari Imam Ahmad dan yang lainnya bahwa Nabi n bersabda : (Sungguh telah diturunkan kepadaku 10 (sepuluh) ayat, maka barangsiapa yang melaksanakannya niscaya ia masuk surga kemudian Beliau n membaca “Qod aflahal mu`minun….” Al Ayat).

Disarikan dari : Fitnah An-Nazhar wa `Ilajiha.
Penerjemah : Muh. Khairuddin Rendusara.

Read Full Post »

Pendidikan Luar Biasa (Special Education) telah berkembang dari sistem segregasi (Sekolah Luar Biasa atau Sekolah Khusus) dimana layanan pendidikan bagi anak luar biasa diselenggarakan di sekolah luar biasa atau sekolah khusus yang terpisah dari teman sebaya pada umumnya, dengan layanan pendidikan yang sama bagi semua tanpa membedakan perbedaan individual. Secara berangsur-angsur sistem berkembang sampai sesepenuhnya integrasi (terpadu) yaitu dimana anak luar biasa diterima di sekolah regular dengan keharusan anak menyesuaikan kurikulumyang digunakan oleh sekolah tersebut, pada mata pelajaran tertentu anak luar biasa ada di kelas khusus hingga anak luar biasa berada di dalam kelas biasa dengan bimbingan khusus untuk mata pelajaran tertentu.

Layanan pendidikan bagi anak luar biasa mengalami banyak perubahan . Perubahan-perubahan dalam pendidikan bagi anak luar biasa ini termasuk perubahan dalam kesadaran dan sikap, keadaan, metodologi, penggunaan konsep-konsep terkait dan sebagainya. Layanan pendidikan bagi anak luar biasa terus berkembang dan diperjuangkan agar anak luar biasa mendapatkan hak yang sama dengan anak pada umumnya dalam pendidikan. Muncullah pendidikan inklusi yang merupakan perkembangan terkini dari model bagi anak luar biasa yang secara formal kemudian ditegaskan dalam pernyataan Salamanca pada Konferensi Dunia tentang Pendidikan Berkelainan pada bulan Juni 1994 bahwa “prinsip mendasar dari pendidikan inklusi adalah selama memungkinkan, semua anak seyogyanya belajar bersama-sama tanpa memandang kesulitan ataupun perbedaan yang mungkin ada pada mereka”.

Pendidikan inklusi memiliki pengertian yang beragam. Stainback dan Stainback (1990) mengemukakan bahwa sekolah inklusi adalah sekolah yang menampung semua siswa di kelas yang sama. Sekolah ini menyediakan program pendidikan yang layak, menentang, tetapi sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan setiap siswa maupun bantuan dan dukungan yang dapat diberikan oleh para guru agar siswa-siswanya berhasil. Lebih dari itu, sekolah inklusi juga merupakan tempat setiap anak dapat diterima menjadi bagian dari kelas tersebut, dan saling membantu dengan guru dan teman sebayanya maupun anggota masyarakat lain agar kebutuhan individualnya dapat terpenuhi.

Pendidikan inklusi adalah layanan pendidikan yang semaksimal mungkin mengakomodasi semua anak termasuk anak yang memiliki kebutuhan khusus atau anak luar biasa di sekolah atau lembaga pendidikan (diutamakan yang terdekat dengan tempat tinggal anak) bersama dengan teman-teman sebayanya dengan memperhatikan kebutuhan dan kemampuan yang dimiliki oleh anak.(Tim Pendidikan Inklusi Jawa Barat, 2003:4)

Pendapat lain mengatakan Pendidikan Inklusi adalah pendidikan yang memberikan layanan kepada setiap anak tanpa terkecuali. Pendidikan yang memberikan layanan terhadap semua anak tanpa memandang kondisi fisik, mental, intelektual, sosial, emosi, ekonomi, jenis kelamin, suku, budaya, tempat tinggal, bahasa dan sebagainya. Semua anak belajar bersama-sama, baik di kelas/ sekolah formal maupun nonformal yang berada di tempat tinggalnya yang disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing anak. (Pendidikan yang Terbuka Bagi Semua, Djuang Sunanto, 2004:3)

Dapat disimpulkan bahwa pendidikan inklusi adalah:
1)Pendidikan yang mengakomodasi semua anak tanpa memandang kondisi fisik, intelektual, emosional, sosial maupun kondisi lainnya.
2)Pendidikan yang memungkinkan semua anak belajar bersama-sama tanpa memandang perbedaan yang ada pada mereka.
3)Pendidikan yang berupaya memenuhi kebutuhan anak sesuai dengan kemampuannya.
4)Pendidikan yang dilaksanakan tidak hanya di sekolah formal, tetapi juga di lembaga pendidikan dan tempat lainnya.

Read Full Post »

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kegiatan belajar-mengajar merupakan inti dan pelaksanaan kurikulum Baik-buruknya mutu pendidikan atau mutu lulusan dipengaruhi oleh mutu kegiatan belajar-mengajar. Bila mutu lulusanya bagus dapat diproduksi bagus mutu kegiatan belajar-mengajarnya juga bagus: atau sebaliknya, bila mutu kegiatan belajar-mengajarnya bagus, maka mutu lulusannya juga akan bagus.

Guru Sekolah Dasar (SD) selama ini disiapkan untuk mengajar siswa-siswi yang ada di SD. Pada umumna para siswa di SD adalah anak-anak normal yang tidak memiliki kelainan/penyimpangan yang signifikan (berarti) baik dalam segi fisik. Intelektual, sosial, emosional, dan/atau sensoris. Mereka pada umumnya memiliki kondisi fisik, intelektual, sosial, emosional, dan/atau sensoris yang relatif homogen.

Seiring dengan kemajuan jaman, reformasi kelemhagaan yang melayani anak berkelainan banyak dilakukan. Pada masa-masa sebelumya bentuk kelembagaan yang melayani pendidikan bagi anak berkelainan masih banyak yang bersifat segregasi atau terpisah dari masyarakat pada umumnya. Tetapi memasuki akhir milenium dua, misi dan visi kelembagaan sudah cenderung kepada bentuk integrasi. Suatu Bentuk dimana anak luar biasa atau para penyandang cacat merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan masyarakat pada umumnya. Muncul berbagai istilah yang berhubungan dengan bentuk kelembagaan dan layanan pendidikan yang diperuntukkan bagi mereka, Seperti normalisasi, dan integrasi, mainstreaming, least restrictive environment, institusionalisasi, dan ink/usi. Dewasa ini, ink/usi merupakan. salah satu bentuk layanan pendidikan bagi anak berkelainan yang dipandang ideal untuk dilaksanakan sesuai dengan Pernyataan Sa1amanca.

Di Sekolah inklusif para siswa memilik kemampuan yang heterogen, karena para siswanya di samping anak-anak normal juga terdapat anak-anak berkelainan yang memiliki beragam kelainan/penyimpangan, baik fisik, intelektual, sosial, emosional, dan/atau sensoris neurologis.

Mengajar anak-anak yang memiliki kemampuan heterogen berheda dengan mengajar anak-anak yang memiliki kemampuan homogen. Para guru SD, pada umumnya merasa kurang mampu mengajar anak-anak yang memiliki kemampuan heterogen di kelas inklusif karena ketika mereka sekolah/kuliah di lembaga pendidikan guru baik SPG, PGSD, maupun LPTK lainnya tidak dibekali dengan berbagai pengetahuan dan keterampilan agar mampu untuk mengajar di kelas inklusif.

Sehuhungan dengan permasalahan di atas, maka disusun Buku Kegiatan Belajar Mengajar, yang diharapkan dapat dipergunakan oleh para guru dan praktisi pendidikan lainnya sebagai acuan dalam merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi kegiatan Belajar-mengajar kelas inklusif.

B. Tujuan Penulisan Buku

Buku ini ditulis dengan tujuan sebagai bahan acuan bagi para pembaca, terutama para pembina dan pelaksana pendidikan di lapangan. dalam merancang, melaksanakan. dan mengevaluasi kegiatan belajar-mengajar kelas inklusif.

II. PERENCANAAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

A. Rancangan Pembelajaran

Kegiatan belajar-mengajar hendaknya dirancang sesuai dengan kemampuan dan karakteristik siswa, serta mengacu kepada kurikulum yang telah dikembangkan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merancang kegiatan belajar mengajar pada kelas inklusif antara lain seperti di bawah ini.

1. Merencanakan Kegiatan Belajar Mengajar

  1. Merencanakan pengelolaan kelas
  2. Merencanakan pengorganisasan bahan
  3. Merencanakan pengelolaan kegiatan belajar mengajar
  4. Merencanakan penggunaan sumber belajar
  5. Merencanakan penilaian

2. Melaksanakan Kegiatan belajar Mengajar

  1. Menyajikan materi/bahan pelajaran
  2. Mengimplementasikan metode, sumber belajar dan bahan latihan yang sesuai dengan kemampuan awal dan karakterisitik siswa, serta sesuai dengan tujuan pembelajaran
  3. Mendorong siswa untuk terlihat secara aktif
  4. Mcndemonstrasikan penguasaan materi pelajaran dan relevansinya dalam kehidupan
  5. Mengelola waktu, ruang, bahan, dan perlengkapan pengajaran.

3. Membina Hubungan Antarpribadi

  1. Bersikap terbuka, toleran, dan simpati terhadap siswa
  2. Menampilkan kegairahan dan kesungguhan
  3. Mengelola interaksi antarpribadi

4. Melaksanakan Evaluasi

  1. Melakukan penilaian selama kegiatan belajar-mengajar berlangsung, baik secara lisan tertulis, maupun melalui pengamatan
  2. Mengadakan tindak lanjut.

 

B. Prinsip-prinsip Pembelajaran

Kegiatan belaiar-mengajar dilaksanakan dengan maksud untuk mencapai tujuan pembelajaran. Agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan efisien guru perlu memperhatikan prinsip-prinsip pembelajaran prinsip-prinsip pembelajaran di kelas inklusif secara umum sama dengan prinsip- prinsip pembelajaran yang berlaku bagi anak pada umumnya. Namun demikian, karena di dalam kelas inklusif terdapat anak berkelainan yang mengalami kelainan/penyimpangan baik fisik, intelektual, sosial, emosional dan/atau sensoris neurologis dibanding dengan anak pada umumnya, maka guru yang mengajar di kelas inklusif di samping menerapkan prinsip-prinsip umum pembelajaran juga harus mengimplementasikan prinsip-prinsip khusus sesuai dengan kelainan anak.

1. Prinsip Umum

a. Prinsip Motivasi

Guru harus senantiasa memberikan motivasi kepada sisa agar tetap memiliki gairah dan semangat yang tinggi dalam mengikuti kegiatan belajar-mengajar.

b. Prinsip Latar/Koteks

Guru perlu mengenal siswa secara mendalam, menggunakan contoh, memanfaatkan sumber belajar yang ada di lingkungan sekitar, dan semaksimal mungkin menghindari pengulangan-pengulangan materi pengajaran yang sebenarnya tidak terlalu penuh bagi anak.

c. Prinsip Keterarahan

Setiap akan melakukan kegiatan pembelajaran, guru harus merumuskan tujuan secara jelas. rnenapkan hahan dan alat ang sesual serta mengembangkan strategi pembelajaran yang tepat.

d. Prinsip Hubungan Sosial

Dalam kegiatan belajar-mengajar, guru perlu mengembangkan strategi pembelajaran yang mampu mengoptimalkan interaksi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, guru dengan siswa dan lingkungan, serta interaksi banyak arah.

e. Prinsip Belajar Sambil Bekerja

Dalam kegiatan pembelajaran, guru harus banyak memberi kesempatan kepada anak untuk melakukan praktek atau percobaan atau menemukan seseatu melalui pengamatan, penelitian, dan sebagainya.

f. Prinsip Individualisasi

Guru perlu mengenal kemampuan awal dan karakteristik setiap anak secara mendalam baik dari segi kemampuan maupun ketidakmampuannya dalam menyerap materi pelajaran. kecepatan maupun kelambatannya dalam belajar, dan perilakunya, sehingga setiap kegiatan pembelajaran masing-masing anak mendapat perhatian dan perlakuan yang sesuai.

g. Prinsip Menemukan

Guru perlu mengembangkan strategi pembelajaran yang mampu memancing anak untuk terlihat secata aktif baik fisik, mental, sosial, dan/atau emosional.

h. Prinsip Pemecahan Masalah

Guru hendaknya sering mengajukan berbagai persoalan/problem yang ada di lingkungan sekitar, dan anak dilatih untuk merumuskan, mencari data, menganalisis, dan memecahkannya sesuai dengan kemampuan.

2. Prinsip Khusus

a. Tunanetra

1) Prinsip Kekonkritan

Anak tunanetra belajar terutama melalui pendengaran dan perabaan. Bagi mereka untuk mengerti dunia sekelilingnya harus bekerja dengan benda-benda konkrit yang dapat diraba dan dapat dimanipulasikan Melalui observasi perabaan benda-benda riil, dalam tempatnya yang alamiah, mereka dapat memahami bentuk, ukuran, berat, kekerasan, sifat-sitat permukaan, kelenturan, suhu, dan sebagainya.

Dengan menyadari kondisi seperti ini, maka dalam proses belajar-mengajar guru dituntut semaksimal mungkin dapat menggunakan benda-benda konkrit (baik asli maupun tiruan) sebagai alat bantu atau media dan sumber belajar dalam upaya pencapaian tujuan pembelajaran.

2) Prinsip Pengalaman yang Menyatu

Pengalaman visual cenderung menyatukan informasi. Seorang anak normal yang masuk ke toko, tidak saja dapat melihat rak-rak dan benda-benda riil, tetapi juga dalam sekejap mampu melihat huhungan antara rak-rak dengan benda-benda di ruangan. Anak tunanetra tidak mengerti hubungan-huhungan ini kecuali jika guru menyajikannya dengan mengajar anak untuk “mengalami” suasana tersehut secara nyata dan menerangkan huhungan-huhungan tersebut.

3) Prinsip Belajar Sambil Melakukan

Prinsip ini sebenarnya tidak jauh berbeda dengan prinsip belajar sambil berkerja. Perbedaannya adalah, bagi anak tunanetra, melakukan sesuatu adalah pengalamanya nyata yang tidak mudah terlupakan seperti anak normal melihat sesuatu sebagai kebutuhan utama dalam rnenangkap informasi. Anak normal belajar mengenai keindahan lingkungan cukup hanya dengan melihat gambar atau foto. Anak tunanetra menuntut penjelasan dan penjelajahan secara langsung di lingkungan nyata.
Prinsip ini menuntut guru agar dalam proses belajar-mengajar tidak hanya bersifat informatif akan tetapi semaksimal mungkin anak diajak ke dalam situsi nyata sesuai dengan tuntutan tujuan yang ingin dicapai dan bahan yang diajarkannya.

b. Tiinarungu/Gangguan Komunikasi

1) Prinsip Keterarahanwajah

Anak tunarungu adalah anak yang mengalami gangguan pendengarannya (kurang dengar atau bahkan tuli), Sehingga organ pendengarannya kurang/tidak berfungsi dengan baik. Bagi yang sudah terlatih, mereka dapat berkomunikasi dengan orang lain dengan cara melihat gerak bibir (lip reading) lawan bicaranya. Oleh karena itu ada yang menyebut anak tunarungu dengan istilah “pemata’, karena matanya seolah-olah tanpa berkedip melihat gerak bibir lawan bicaranya.

Prinsip ini menuntut guru ketika memberi penjelasan hendaknya menghadap ke anak (face to face) sehingga anak dapat melihat gerak bibir guru. Demikian pula halnya dengan anak yang mengalami gangguan komunikasi, karena organ bicaranya kurang berfungsi sempurna, akibatnya bicaranya sulit dipahami (karena kurang sempurna) oleh lawan bicaranya. Agar guru dapat memahaminya, maka anak diminta menghadap guru (face to face) ketika berbicara.

2) Prinsip Keterarahansuara

Setiap kali ada suara/bunyi, pasti ada sumber suara/bunyinya. Dengan sisa pendengarannya, anak hendaknya dibiasakan mengkonsentrasikan sisa pendengarannya ke arah sumber suara/bunyi, sehingga anak dapat merasakan adanya getaran suara, Suara/bunyi yang dihayatinya sangat membantu proses belajar-mengajar anak terutama dalam pembentukan sikap, prihadi, tingkah laku, dan perkembangan bahasanya.

Dalam proses belajar-mengajar, ketika berbicara guru hendaknya rnenggunakan lafal/ejaan yang jelas dan cukup keras, sehingga arah suaranya dapat dikenali anak.
Demikian pula, bagi anak yang mengalami gangguan komunikasi, agar bicaranya dapat dipahami oleh lawan bicaranva maka anak hendaknya ketika berbicara selalu menghadap ke lawan bicaranya agar suaranya terarah.

3) Prinsip Keperagaan

Anak tunarungu karena mengalami gangguan organ pcndengarannya maka mereka lebih banyak menggunakan indera penglihatannya dalam belajar.
Oleh karena itu, proses belajar-mengajar hendaknya disertai peragaan (menggunakan alat peragaan) agar lebih mudah dipahami anak. disamping dapat menarik perhatian anak.

c. Anak Berbakat

1) Prinsip Percepatan (AkseIeras) Be1ajar

Anak berbakat adalah anak yang memiliki kemampuan (intelegensi), kreatvitas, dan tanggung jawab (task commitmeni) terhadap tugas di atas anak-anak seusianya. Salah satu karakteristik yang sangat menonjol adalah mereka memiliki kecepatan belajar di atas kecepatan belajar anak seusianya. Dengan diterangkan sekali saja oleh guru. mereka telah dapat menangkap maksudnya: sementara anak-anak yang lainnya masih perlu dijelaskan lagi oleh guru. Pada saat guru mengulangi penjelasan kepada teman-temannya itu, mereka memiliki waktu tertuang. Bila tidak diantisipasi oleh guru, kadang-kadang waktu tertuang ini dimanfaatkan untuk aktivitas sekehendaknya., misalnya melempar benda-benda kecil kepada teman dekatnya. mencubit teman kanan-kirinya, dan sebagainya.

Untuk menghindari hal-hal yang tidak dikehendaki, dalam proses belajar-mengajar hendaknya guru dapat memanfaatkan waktu luang anak berbakat dengan memberi materi penilaian tambahan (materi pelajaran berikutnya). Sehingga kalau terakumulasi semua, mungkin materi pelajaran selama satu semester dapat selesai dalam waktu 4 bulan: materi 1 tahun selesai dalam waktu 8 bulan: materi 6 tahun selesai dalam waktu 4 tahun. Hal disebut dengan istilah percepatan (akselerasi) belajar.

2) Prinsip Pengayaan (Enrichment)

Ada anak berhakat yang tidak tertarik dengan program percepatan belajar Mereka kurang berminat mempelajari materi di atasnya (berikutnya) mendahului teman-temannya. Mereka merasa lehih enjoy dan fun dengan tetap mempelajari materi yang sama dengan teman sekelasnya, namun diperdalam dan diperluas dengan mengembangkan proses berfikir tingkat tinggi (analisis. sintesis. evaluasi, dan pemecahan masalah), tidak hanya mengembangkan proses berfikir tingkat rendah (pengetahuan dan pemahaman), karena anak berbakat lebih menonjol dalam proses berfikir tingkat tinggi tersebut.

Hal ini menuntut guru agar dalam kegiatan betajar mengajar dapat rnemanfaatkan waktu luang anak berbakat dengan cara memberi program-program pengayaan kepada mereka, dengan mengemhangkan proses berfikir tingkat tinggi seperti di atas.

d. Tunagrahita/Anak lamban belajar (Slow learner)

I) Prinsip Kasih Sayang

Tunagrahita/anak lamban belajar adalah anak yang mengalami kelainan/penyimpangan dalam segi intelektual (inteligensi), yakni inteligensinya di bawah rata-rata anak seusianya (di bawah normal). Akibatnya, dalam tugas-tugas akademik yang menggunakan intelektual, mereka senang mengalami kesulitan. Oleh karena itu. kadang-kadang guru merasa jengkel karena diberi tugas yang menurut perkiraan guru sangat mudah sekalipun. mereka tetap saja kesulitan dalam menyelesaikannya.

Untuk itu, mengajar anak tunagrahita/lamban belajar membutuhkan kasih sayang yang tulus dan guru. Guru hendaknva berbahasa yang lembut, tercapai sabar, rela berkorban, dan memberi contoh perilaku yang baik ramah, dan supel, sehingga siswa tertarik dan timbul kepercayaan yang pada akhirnya bersemangat untuk melakukan saran-saran dan guru.

2) Prinsip Keperagaan

Kelemahan anak Tunagrahita/lamban belajar antara lain adalah dalam hal kemampuan berfikir abstrak, Mereka sulit membayangkan sesuatu. Dengan segala keterbatasannya itu, siswa tunagrahita/lamban belajar akan lebih mudah tertarik perhatiannva apabila dalam kegiatan belajar-mengajar menggunakan benda-benda konkrit maupun berbagai alat peraga (model) yang sesuai.

Hal ini menuntut guru agar dalam kegiatan belajar mengajar selalu rnengaitkan relevansinya dengan kehidupan nyata sehari-hari. Oleh karena itu, anak perlu di bawa ke lingkungan nyata, baik lingkungan fisik, lingkungan sosial, maupun lingkungan alam. Bila tidak memungkinkan, guru dapat membawa berhagai alat peraga.

3) Prinsip Habilitasi dan Rehabilitasi

Meskipun dalam bidang akademik anak tunagrahita memiliki kemampuan yang terbatas, namun dalam bidang-bidang lainnya mereka masih memiliki kemampuan atau potensi yang masih dapat dikembangkan.

Habilitasi adalah usaha yang dilakukan seseorang agar anak menyadari bahwa mereka masih memiliki kemampuan atau potensi yang dapat dikembangkan meski kemampuan atau potensi tersebut terbatas.

Rehabilitasi adalah usaha yang dilakukan dengan berbagai macam bentuk dan cara, sedikt demi sedikit mengembalikan kemampuan yang hilang atau belum berfungsi optimal.

Dalam kegiatan belajar-mengajar, guru hendaknya berusaha mengembangkan kemampuan atau potensi anak seoptimal mungkin. melalui berbagai cara yang dapat ditempuh.

e. Tunadaksa

Prinsip yang perlu diperhatikan dalam pembelajaraan bagi anak tunadaksa tidak lepas dan juga bentuk pelayanan, yaitu: (1) pelayanan medik, (2) pelayanan pendidikan. dan (3) pelayanaan sosial, yang pada dasarnya juga tidak dapat lepas dengan prinsip habilitasi dan rehahilitasi di atas.

f. Tunalaras

1). Prinsip Kebutuhan dan Keaktifan

Anak tunalaras selalu ingin memenuhi kebutuhan dan keinginannya tanpa memperdulikan kepentingan orang lain. Untuk memenuhi Kebutuhannnya itu, ia menggunakan kesempatan yang ada tanpa mengingat kepentingan orang lain. Kalau perlu melanggar semua peraturan yang ada meskipun ia harus mencuri misalnya. Hal ini jelas merugikan baik diri sendiri maupun orang lain. Oleh karena itu, guru harus memberi keaktifan kepada siswa supaya kebutuhannya terpenuhi dengan mempertimbangkan norma-norma kemasyarakatan, agama, peraturan perundangan-undangan yang berlaku, segingga dalam memenuhi keinginan dan kebutuhannya tidak merugikan diri sendiri maupun orang lain.

2) Prinsip Kebebasan yang Terarah

Anak tunalaras memiliki sikap tidak mau dikekang. Ia selalu menggunakan peluang yang ada untuk berbuat sesuatu sehingga hatinya merasa puas. Oleh karena itu, guru harus berhati-hati ketika akan melarangnya. Nasehatilah kalau memang perlu dilarang. Di samping itu, guru hendaknya mengarahkan dan menyalurkan segala perilaku anak ke arah positif yang berguna, baik untuk diri sendiri maupun orang lain.

3) Prinsip Penggunaan Waktu Luang

Anak tunalaras biasanya tidak bisa diam, dia termasuk hiperaktif. Ada saja yang dikerjakan. Bahkan solah-olah mereka kekurangan waktu sehingga lupa tidur, istirahat, dan sebaginya. Oleh karena itu, guru harus membimbing anak degan mengisi waktu luangnya untuk kegiatan-kegiatan yang bermanfaat.

4) Prinsip Kekeluargaa dan Kepatuhan

Anak tunalaras berasal dari keluarga yang tidak harmonis, hubungan orang tua retak (broken home). Akibatnya emosinya tidak laras, jiwanya tidak tenang, rasa kekeluargaannyatidak berkembang, merasa hidupnya tidak berguna. Akibat lebih jauh mereka bersifat perusak, benci kepada orang lain.

Oleh karena itu, guru harus dapat meyelami jiwa anak, dimana letak ketidakselarasaan kehidupan emosinya. Selanjutnya, mengembalikannya kepada kehidupan emosi yang tenang, laras, sehingga rasa kekeluargaanya menjadi pulih kembali. Misalnya siswa disuruh membaca cerita yang edukatif, memelihara binatang, tumbuh-tumbuhan, dan sebagainya.

5) Prinsip Setia Kawan dan Idola serta Perlindungan

Karena tinggal di rumah tidak tahan, anak tunalaras biasanya lari keluar rumah. Kemudian ia bertemu dengan orang-orang (kelompok) yang dirasa dapat memebuat dirinya merasa aman. Di dalam kelompok tersebuat ia merasa menemukan tempat berlindung menggantikan orang tuanya, ia merasa tentram, timbul rasa setia kawan. Karena setianya kepada kelompok, ia berbuat apa saja sesuai perintah katua kelompoknya yang dijadikan idolanya.

Oleh karena itu, guru hendaknya secara perlahan-lahan berupaya menggantikan posisi ketua kelompoknya, menjadi tokoh idola siswa, dengan cara melindungi siswa, dan berangsur-angsur kelompoknya berganti dengan teman-teman sekelasnya, dan setia kawannya berganti kepada teman-teman sekelasnya, yang pada akhirnya mereka akan merasa senang bersekolah.

6) Prinsip Minat dan Kemampuan

Guru harus memperhatikan minat dan kemampuan anak terutama yang berhubungan dengan pelajaran. Jangan sampai karena tugas-tugas (PR) yang diberikan oleh terlalu banyak, akhirnya justru mereka benci kepada guru atau benci kepada pelajaran tertentu. Sebaliknya, guru harus menggali minat dan kemampuan siswa terhadap pelajaran, untuk dijadikan dasar memberi tugas-tugas tertentu. Dengan memberi tugas yang sesuai, mereka akan merasa senang, yang pada akhirnya lama-kelamaan mereka akan terbiasa belajar.

7) Prinsip Emosional, Sosial, dan Perilaku

Karena problem emosi yang disandang anak tunalaras, maka ia mengalami ketidakseimbangan emosi. Akibatnya siswa berprilaku menyimpang baik secara individual maupun secara sosial dalam pergaulan hidup bermasyarakat.
Oleh karena itu, guru harus berusaha mengidentifikasi problem emosi yang disandang anak, kemudian berupaya menghilangkannya untuk diganti dengan sifat-sifat yang baik sesuai dengan norma-norma yang erlaku di masyarakat dan agama, dengan cara diberi tugas-tugas tertentu yang terpuji, baik secara individual maupun secara kelompok.

8) Prinsip Disiplin

Pada umumnya anak tunalaras ingimn memanfaatkan kesempatan yang ada untuk memenuhi keinginannya,tanpa mengindahkan norma-norma yang berlaku, sehingga ia hidup lepas dari disiplin. Sikap ketidaktaatan dan lepas dari aturan merupakan sikap hidupnya sehari-hari.

Oleh karena itu, guru perlu membiasakan siswa untuk hidup teratur dengan selalu diberi keteladanan dan pembinaan dengan sabar.

9) PrinsipKasih Sayang

Anak tunalaras umumnya haus akan kasih sayang, baik dari orang tua maupun dari keluarganya. Akibatnya anak akan selalu mencari kasih sayang dan menumpahkan keluhannya di luar rumah. Kalau ia tidak menemukannya akan menjadi agresif, cenderung hiperaktif, atau sebaliknya ia menjadi rendah diri, pendiam, atau meyendiri.
Oleh karena itu, guru supaya mendekati anak dengan penuh kasih sayang, kesabaran, sehingga kekosongan jiwa anak akan teisi atau terobati. Akibatnya, anak akan rajin ke sekolah karena merasa ada tempat untuk mencurahkan perasaanya. Pada akhirnya mereka akan menuruti nasehat guru untuk rajin belajar.

III. PELAKSANAAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

Peksanaan kegiatan belajar mengajar di kelas inklusif secara umum sama dengan pelaksanaan kegiaan belajar-mengajar di kelas reguler. Namun demikian. karena di dalam kelas inklusif di samping terdapat anak normal juga terdapat anak luar biasa yang mengalami kelainan/penyimpangan (baik phisik, intelektual, sosial, emosional, dan/atau sensoris neurologis) dibanding dengan anak normal, maka dalam kegiatan belajar-mengajar guru yang mengajar di kelas inklusif di samping menerapkan prinsip-prinsip umum juga harus mengimplementasikan prinsip-prinsip khusus sesuai dengan kelainan anak.

Dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar hendaknya disesuaikan
dengan model penempatan anak luar biasa yang dipilih. Seperti dijelaskan pada
Mengenal Pendidikan Inklusif, penempatan anak luar biasa di sekolah
inklusif dapat dilakukan dengan berbagai model sebagai berikut:

1. Kelas reguler (inklusi penuh)
2. Kelas reguler dengan cluster
3. Kelas reguler dengan ull out
4. Kelas reguler dengan cluster dan pull out
5. Kelas khusus dengan berhagai pengintegrasian
6. Kelas khusus penuh.

Kegiatan belajar mengajar di kelas inklusif akan berbeda baik dalam srategi, kegiatan media, dan metoda. Beberapa kegiatan belajar mungkin dilakukan berdasarkan literatur-literatur tertentu, sementara yang lainyna belajar yang sama akan lebih efektif apabila melalui observasi dan eksperimen. Beberapa anak memerlukan alat bantu tulis untuk mengingat sesuatu, mungkin yang lainnya cukup dengan hanya mendengarkan. Beberapa sisa mungkin memerlukan kertas dari pensil untuk mengingat suatu hubungan tertentu. sementara beberapa sisa lainnya cukup mengingat dengan hanya melihat saja. Beberapa sisa mungkin lebih senang belajar secara individual, sedangkan yang lainnya lebih senang secara berkelompok, Hilda Taba mengemukakan, bahwa berbedanya kebutuhan individu berbeda pula di dalam teknik belajar dalam upaya mengemhangkan dirinya. Dewasa ini isitilah strategi belajar banyak dipergunakan di dalam teori kognitif dan penelitian. Hal itu berhuhungan dengan strategi individu dalam hal pemusatan perhatian, pemecahan rnasalah. mengingat dan mengawasi proses belajar dan pemecahan masalah.

Hambatan belajar dapat berasal dan kesulitan menentukan strategi belajar dan metoda belajar lainnya sebagai akibat dan faktor-faktor biologis, psikologis, lingkungan, atau gabungan dan beberapa faktor tersebut. Sebagai contoh gangguan sensori seperti hilangnya penglihatan atau pendengaran, merupakan hambatan dalam memperoleh masukkan informasi dan luar berfungsi minimal otak mungkin akan berakibat yang cukup serius terhadap konsentrasi.

Pelaksanaan kegiatan belajar menjadi model kelas tertentu mungkin berbeda dengan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada model kelas yang lain. Pada model Kelas Reguler (Inklusi Penuh), bahan belajar antara anak luar biasa dengan anak normal mungkin tidak berbeda secara signifikan namun pada model Kelas Reguler dengan Cluster, bahan belajar antara anak luar biasa dengan anak normal biasanya tidak sama, bahkan antara sesama anak luar biasa pun dapat berbeda. Oleh karena itu, setelah ditetapkan model penempatan anak luar biasa, yang perlu dilakukan berikutnya dalam pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar pada kelas inklusif antara lain seperti di bawah ini.

A. Merencanakan Kegiatan Belajar Mengajar

1. Merencanakan Pengelolaan Kelas

  1. Menentukan ruang kelas sesuai dengan tujuan pembelajaran
  2. Menentukan cara pengorganisasian siswa agar setiap siswa dapat terlihat secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar, misalnya:
    – Individual
    – Berpasangan
    – Kelompok kecil
    – Kalsikal

2. Merencanakan Pengorganisasian Bahan

  1. Menetapkan bahan utama (pokok) yang akan diajarkan
  2. Menentukan bahan pengadaan untuk siswa yang pandai
  3. Menentukan hahan remidi uiuuk sisa sang kurang pandat.

3. Merencanakan Pengelolaan Kegitaan Belajar Mengajar

  1. Merumuskan tujuan pembelajaran
  2. Menentukan metode mengajar
  3. Menentukan urutan/langkah-langkah mengajar, misalnya:
    • Pembukaan/apersepsi
    • Kegiatan ini
    • Penutup/evaluasi

4. Merencanakan Penggunaan Sumber Belajar

  1. Menentukan sumber bahan pelajaran (misalnya Buku Paket, Buku Pelengkap, dan sebagainya)
  2. Menentukan sumber belajar (misalnya globe, foto, benda asli, benda tiruan, lingkungan alam, dan sebagainya)

5. Merencanakan Penilaian

  1. Menentukan bentuk penilaian (misalnya tes lisan, tes tertulis, tes perbuatan)
  2. Membuat alat penilaian (menuliskan soal-soalnya)
  3. Menentukan tindak lanjut.

 

B. Melasanakan Kegiatan Belajar Mengajar

1. Berkomunikasi dengan Siswa

  1. Melakukan apersepsi
  2. Menjelaskan tujuan mengajar
  3. Menjelaskan isi/materi pelajaran.
  4. Mengklarifikasi penjelasan apabila siswa salah mengerti atau belum
    paham.
  5. Menanggapi respon atau pertanyaan siswa
  6. Menutup pe1ajaran (misalnya merangkum, meringkas, menyimpulkan,
    dan sebagainya)

2. Mengimplementasaikan Metode, Sumber Belajar, dan Bahan Latihan yang sesuai dengan tujuan Pembelajaran.

  1. Menggunakan metode mengajar yang bervariasi (misalnya ceramah, tanya jawab, diskusi, pemberian tugas, dan sebagainya)
  2. Menggunakan berbagai sumber belajar (misalnya globe, foto, benda asli, benda tiruan, lingkungan alam, dan sebagainya)
  3. Memberikan tugas/lauhan dengan memperhatikan perhedaan individual
  4. Menggunakan ekspresi lisan dan/atau penjelasan tertulis yang dapat mempermudah siswa untuk memahami materi yang diajarkan.

3. Mendorong Siswa untuk Terlibat Secara Aktif

a. Memberi kesempatan kepada siswa untuk terlihat secara aktif (misalnya dengan mengajukan pertanyaan, memberi tugas tertentu, mengadakan percohaan berdiskusi secara berpasangan atau dalam kelompok kecil, belajar berkooperatif)
b. Memberi penguatan kepada siswa agar terus terhihat secara aktif
c. Memberikan pengayaan (tugas-tugas tambahan) kepada siswa yang pandai
d. Memberikan latihan-latihan khusus (remidi) bagi siswa yang dianggap memerlukan.

4. Mendemostrasikan Penguasaan Materi Pelajaran dan Relevansinya dalam Kehidupan.

  1. Mendemostrasikan Penguasaan materi pelajaran secara meyakinkan (tidak ragu-ragu)
  2. Menjelaskan relevansinya materi pe1ajaran yang sedang dipelajari dengan kehidupan sehari-hari.

5. Mengelola Waktu, Ruang, Bahan, dan Perlengkapan Pengajaran

  1. Menggunakan waktu pengajaran secara efektif sesuai dengan yang
    direncanakan.
  2. Mengelola ruang kelas sesuai dengan karakteristik siswa dan tujuan pembelajaran.
  3. Menggunakan bahan pengajaran (misalnya bahan praktikum) secara etisien
  4. Menggunakan pertengkapan pengajaran (misalnya peralatan percohaan) secara efektifdan efisien.

6. Melakukan Evaluasi

  1. Melakukan penilaian selama kegiataan belajar-mengajar berlangsung (baik secara lisan, tertulis, maupun pengamatan)
  2. Mengadakan tindak lanjut hasil penilaan.
     

C. Pembina Hubungan Antarpribadi

1. Bersikap Terbuka Toleran, dan Simpati terhadap Siswa

  1. Menunjukkan sikap terbuka (misalnya mendengarkan, menerima, dan sebagainya terhadap pendapat sisa
  2. Menunjukkan sikap toleran (mau mengerti) terhadap siswa
  3. Menunjukkan sikap simpati (misalnya menunjukkan hasrat untuk memherikan bantuan) terhadap permasalahan/kesulitan yang dihadapi siswa
  4. Menunukkan sikap sahar (tidak niudah marah dan kasib sayang terhadp siswa.

2. Menampilkan Kegairahan dan Kesungguhan

  1. Menunjukkan kegairahan dalam mengajar
  2. Merangsang minat siswa untuk belajar
  3. Memberikan kesan kepada siswa bahwa ia menguasai bahan yang diajarkan

3. Mengelola lnteraksi Antarpribadi

  1. Memberikan ganjaran (reward) terhadap siswa yang herhasil
  2. Memberikan bimbingan khusus terhadap siswa yang belum berhasil
  3. Memberikan dorongan agar terjadi interaksi antarsiswa
  4. Memberikan dorongan agar terjadi interaksi anatara siswa dengan guru

Read Full Post »

Kirim-kirim sms lewat komputer sekarang makin mudah aja, gratis lagi, ini satu lagi fasilitas kirim sms gratis Free Text Message dari callwave yang memungkinkan kita untuk mengirim sms lintas operator bahkan lintas negara ke semua orang didunia tanpa dikenakan biaya alias free. Nach agar bisa mengirim sms dikomputer atau laptop yach jelas komputer anda harus terkoneksi ke internet sedangkan untuk aplikasinya salah satunya bisa menggunakan Yahoo Widget (lihat gambar) yaitu sebuah JavaScript runtime engine untuk Windows dan Mac OS X yang memungkinkan kita menjalankan file kecil yang disebut dengan Widgets yang dapat melakukan banyak hal yang kita inginkan. Salah satunya widgetnya yaitu tadi free text message from callwave, yang memungkinkan kita mengirim sms ke no handphone di seluruh dunia yang terdaftar, disamping itu fasilitas widget lainnya seperti Voicemail, calendar, informasi cuaca, saham dan lain-lain bisa anda dapatkan diyahoo widget.
Kebetulan tadi malem sehabis nginstal Yahoo widget di Laptop, aku langsung mencobanya mengirim sms ke temenku, dan sampainya pun cepat. Nach sekarang bagi anda yang sering online dan ingin menghemat pulsa, bisa menggunakan fasilitas ini caranya adalah sebagai berikut :
1. Download file Yahoo Widget di http://widget.yahoo.com/ nama filenya widgetus.exe ukurannya 11.7 MB (lumayan Gede )
2. Setelah itu install dikomputer kemudian jalankan yahoo widget.
3. Login dengan menggunakan id yahoo yang anda miliki.

Read Full Post »